Gerombolan Drone Bunuh Diri Hizbullah Serang Barak Militer Israel, Perwira Zionis Tewas dan Terluka

TRIBUNNEWS.COM – Gerakan perlawanan Lebanon Hizbullah menyerang pangkalan militer Israel yang baru didirikan di dekat perbatasan pada Rabu (5/6/2024), mengakibatkan serangan yang menewaskan dan melukai perwira dan tentara Israel.

Hizbullah menyerang sekelompok tentara Israel dengan drone.

Drone tersebut menyerang sebuah tenda yang digunakan oleh pasukan pendudukan Israel, menewaskan dua orang dan melukai 20 orang.

Menurut departemen komunikasi militer Hizbullah, angkatan udara tak berawak Hizbullah meluncurkan drone bunuh diri ke arah tentara Israel di Elkosh, sebelah utara Hurfesh.

Hizbullah mengklaim serangan itu sebagai balasan atas serangan Israel di kota al-Naqoura di Lebanon pada Selasa (04/06/2024).

Insiden tersebut merupakan serangan balik kelima Hizbullah sebagai respons atas serangan terhadap al-Naqoura sejak 31 Mei 2024.

Mengutip Palestine Chronicle, media Israel melaporkan bahwa serangan itu termasuk penembakan rudal anti-tank yang diikuti oleh setidaknya satu drone bunuh diri yang menargetkan sebuah lokasi di Hurfesh, hanya beberapa ratus meter dari Elkosh.

Situs tersebut dulunya adalah lapangan sepak bola yang baru-baru ini diambil alih oleh tentara Israel.

Hizbullah telah mengintensifkan serangannya terhadap posisi-posisi baru Israel.

Hizbullah mengumumkan langkah terbaru tersebut di tengah kunjungan pejabat senior Israel ke wilayah pendudukan di utara, di mana mereka mengancam perang melawan Lebanon.

Kunjungan tersebut termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Keamanan Yoav Gallant, Jenderal Herzi Halevi, Menteri Dewan Perang Benny Gantz dan Menteri Kepolisian Itamar Ben-Gvir, semuanya menyampaikan ancaman terhadap Lebanon dan Hizbullah. Hizbullah siap berperang habis-habisan melawan Zionis Israel

Hizbullah menyatakan siap berperang habis-habisan melawan Zionis Israel.

Hal itu diungkapkan Naim Qassem, Wakil Direktur Jenderal Hizbullah Lebanon, Selasa (4/6/2024).

“Keputusan kami bukan untuk meningkatkan perang, namun kami akan melawannya jika hal itu dipaksakan kepada kami,” kata Qassem.

Dia bersumpah bahwa perluasan perang Israel di Lebanon akan menyebabkan kehancuran dan pengungsian di Israel.

Di sisi lain, Qassem membantah laporan penarikan tentara Radwani oleh pasukan elit Hizbullah dari perbatasan Israel.

Qassem menekankan bahwa Hizbullah hanya menggunakan sebagian kecil dari kemampuannya melawan Israel, mengutip Kronik Palestina.

Qassem juga berbicara tentang kemungkinan gencatan senjata di Gaza.

“Permintaan Biden untuk perdamaian (di Gaza) kurang obyektif dan merupakan bagian dari proposal kampanye internal Amerika Serikat (AS),” katanya, merujuk pada proposal yang diumumkan Presiden AS Joe Biden pada Jumat lalu.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *