Gerindra Akui Ada Bagi-bagi Jabatan usai Perombakan Struktur Pejabat BUMN

TRIBUNNEWS.COM – Partai Garindra mengakui adanya sebaran jabatan Komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Partai Garindra Sufi Dasco Ahmed, Selasa (18/6/2024) menjawab pertanyaan awak media.

Perlu diketahui, Girendra Kader, Fawad Bawazir, dan Simon Aloysius Mantiri baru saja dilantik menjadi komisaris BUMN.

“Tentu saja kita tidak melihat hanya satu komisaris di satu BUMN.”

“Komisaris di BUMN itu banyak, direksinya juga banyak, jadi kalau dibilang mereka membagi jabatan, tentu itu yang mereka bagi, kan?” kata Dasco dikutip Kompas.com.

Namun Dasco memastikan Garindra memiliki bakat dan pengetahuan yang dimiliki para pejabat yang diangkatnya sebagai pejabat senior di BUMN.

Fawad ditunjuk sebagai komisaris utama industri pertambangan Indonesia di BUMN MIND ID.

Ia terpilih menjadi Komisaris MIND ID melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin (10/6/2024).

Pada saat yang sama, Simon diangkat menjadi Komisaris Utama (Kumot) Pertamina menggantikan Basuki Tajaja Purnama yang mengundurkan diri karena ingin fokus mendukung calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranu dan Mehmood MD.

Pengangkatan Simon sebagai Komisaris Pertamina dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina Tahun 2023 pada Senin (10/6/2024). Mereka menyebutnya biasa saja

Terkait hal itu, Wakil Umum Partai Garindra Habibul Rahman mengatakan rangkaian pembagian pos merupakan hal yang lumrah.

Apalagi di awal pemerintahan baru.

Menurut dia, pembagian jabatan tersebut sudah dilakukan sejak masa Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Begini, ini adalah fenomena yang terjadi pada awal setiap pemerintahan.”

“Pada masa Pak SBY, terjadi kebingungan yang sama, dan pada awal masa Pak Jokowi,” kata Habib Rahman, Kamis (13/6/2024) di Kompleks Parlemen, Senyan, Jakarta.

Habibur Rahman meminta masyarakat menilai sendiri kinerjanya terkait pengangkatan kadernya.

Habib-ur-Rahman berkata: “Masyarakat akan menilai. Nanti masyarakat akan menilai apakah mereka memenuhi standar tersebut. Benar atau tidaknya standar tersebut, barulah masyarakat bisa menilainya.”

Sementara itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinolongga menegaskan, komisaris bisa diangkat dari berbagai latar belakang, asalkan memiliki keahlian yang tepat.

“Pertama, yang pasti kami akan tunjuk komisaris yang kompeten, dan prosesnya sudah ada.”

Arya, Kamis (13/6/2024) mengatakan: “Harus ada proses, pengujian yang adil dan benar, semua ada prosesnya, mereka mencarinya sesuai kebutuhan.”

Arya pun mengatakan hal itu wajar karena tidak ada batasan latar belakang politiknya.

Soal (dukungan) 02 (Probowo-Gibran), mari kita lihat dasar-dasarnya, yang pasti BUMN dukung perusahaan negara.

“Jadi wajar kalau misalnya kita melihat orang-orang dari latar belakang berbeda, dan latar belakang politik itu bukan larangan, tidak ada larangan.”

Menurutnya, latar belakang politik sangat penting bagi perusahaan di BUMN.

Sebab, BUMN merupakan badan usaha milik negara.

Oleh karena itu, lanjut Arya, keputusan bisnis perusahaan pelat merah memerlukan dukungan politik.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Igman Ibrahim/Seno Tri Sulistiyono)(Kompas.com/Yefta Christopherus Asia Sanjaya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *