George, Anak Bos Toko Roti di Cakung Dikenal Tempramental, Kerap Rusak dan Lempar Barang Saat Emosi

Tribunnews.com, Jakarta – George Sugamal Halim, Kepala Manajer Cakung, Jakarta Timur, sering melemparkan perasaannya dengan melemparkan barang -barang.

Karyawan yang bekerja dengan toko roti orang tua mereka seringkali menjadi tujuan perasaan George Sugamal Halim.

 “Itu hanya datang ke pesan kami.

Namun, polisi tidak menentukan karyawan lain, kecuali untuk DWI Auu Darmawati (19) yang menjadi korban penganiayaan George.

Hasil ujian diketahui bahwa jika ada karyawan di toko kue tempat George pergi ke Berk, karyawan itu mungkin menjadi tujuan dari dugaan amoken.

“Jika ada karyawan yang bertunangan di sana, dia mungkin juga tertarik pada emosi. Tentang hasil saksi (suasana hati), katanya.

George Sugama HALIM- ը կա է է է հետապնդումների մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ մեջ.

Diketahui bahwa polisi menangkap George Sugami Halim di Atugery Hotel, Sukabum, Jav Barat, Senin (12/16/2024).

Ketika dia ditangkap, George tidak bertarung, dia sepertinya bangun. 

Kemudian dia adalah tempat persembunyiannya untuk melihat George ke Metro Jakarta Timur.

Setelah ujian, George akan bertekad untuk ditentukan untuk Pasal 3, 1946, 1946 dari Pasal 3, 1, 1946 dari Pasal 351, Pasal 1, 1946 dari Pasal 31, 1, 1946.

Ketika disajikan pada konferensi pers, George mengakui bahwa kesalahan itu awalnya mengejar korban d (19).

Dia berteriak dan menundukkan kepalanya ketika dia meminta tindakannya apakah dia menyesali tindakannya.

“Aku salah,” kata George Metro Timur di polisi.

George dengan enggan menanggapi ketika ditanya alasan melayani korban.

“Tidak ada komentar,” kata George.

DWI Ayu yang terkena dampak mengatakan bahwa penuntutan George telah berulang kali.

Inilah yang tidak dapat ia laporkan kepada polisi untuk melaporkan.

Dwi Ayu juga mengungkapkan bahwa George menyatakan bahwa dia tidak dapat dipenjara.

“Sebelum kejadian ini saya melompat di atas meja, tetapi bukan tentang saya, dan saya mengatakan bahwa Babu dan orang miskin, dia bisa mengatakan ke penjara saya, hukum saya kebal terhadap hukum,” kata Dwi Ayu. 15/2024).

Kemudian penganiayaan mencapai puncaknya pada hari Kamis (10/17/2024).

Pada saat itu, para penjahat meminta korban untuk melayani perintah makanan mereka.

Tetapi permintaan itu ditolak oleh DWI Ayu untuk bekerja.

Selain itu, penyelidikan tidak ada dalam informasinya, dan itu memiliki kesepakatan dengan saudara perempuan penjahat itu jika dia tidak ingin melakukan apa yang dikatakan George.

Bahkan, George juga memanggil ibunya, yang merupakan manajer korban atas penolakan korban.

Pada saat itu, sang ibu mendukung George sebagai korban dan memintanya untuk membawa makanan.

Tapi kemudian para penjahat pergi ke Berk untuk menghantui.

Korban dilemparkan ke beberapa benda, termasuk kursi untuk membuat kepala korban. 

Akhirnya, ketika saya menolak berkali -kali, dia marah dan melemparkan saya ke patung batu, kursi, meja, mobil bank dilakukan dan semua hal yang semuanya dilemparkan oleh para penjahat. 

“Setelah ayahnya merampok ayahnya, para penjahat menarik saya dan menyuruh saya pulang, tetapi saya ingin mendaur ulang tas saya dan waktu mobile yang akhirnya saya tinggalkan dan dengar di mana -mana,” tambahnya. 

Selain itu, DWI juga menyebutkan bahwa ada yang terluka lainnya, yang juga merawat George.

Bahkan, beberapa orang memutuskan untuk berhenti bekerja.

Itulah sebabnya DWI meminta pekerjaannya untuk diselesaikan oleh polisi sehingga efek pembatas pada George akan terjadi.

(Tribunjakarta.com/ bima purtra/ tribunnews.com/ reynas)

Bagian dari artikel ini dimasak di tribunjakarta.com, George Sugama Halim, sering melempar barang ke toko. Jika ada karyawan, mereka akan segera menjadi korban

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *