General Motors Bangkrut, Ratusan Karyawan Terpaksa di PHK

Wartawan Tribunnews.com, Namir Yunia melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, MICHIGAN – General Motors, raksasa otomotif yang terkenal memproduksi mobil listrik, telah mengajukan pailit dan menutup pabrik di Ekuador dan negara tetangga Kolombia.

Produsen Cadillac dan Chevrolet mengatakan pihaknya telah menghentikan secara permanen 51 persen produksi mobil di pabrik OBB di Ekuador dan pabrik Colmotores di Kolombia sejak April lalu.

“Pabrik General Motors di Ekuador akan menutup produksinya karena tekanan dari pesaing lokal, namun kami akan terus menjual kendaraan di negara Andes tersebut,” kata juru bicara General Motors kepada Reuters.

General Motors menjelaskan, perusahaan yang berbasis di Michigan itu tutup karena penurunan penjualan triwulanan karena kalah bersaing dengan pabrikan lokal. Diperburuk oleh inflasi dan suku bunga yang tinggi.

Setidaknya 320 pekerja akan terkena PHK atau PHK akibat penutupan pabrik, yang akan mendorong tingkat pengangguran di Ekuador menjadi 4,1 persen pada kuartal pertama tahun ini, menurut angka resmi.

“Saya sedang mengelas truk terakhir saya untuk General Motors di Ekuador,” kata pemimpin tim pengelasan Antonio Oramas, yang bergabung dengan pabrik tersebut pada tahun 2004. Ini berdampak besar pada kita. “Tidak semua dari kita memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pekerjaan baru,” tambahnya.

Sebelum General Motors bangkrut, General Motors mendapat peringatan dari kementerian setempat untuk tidak melakukan PHK massal.

Dalam beberapa bulan terakhir, GM Motor telah memberhentikan lebih dari seribu pekerja di divisi perangkat lunak dan layanannya di seluruh dunia, termasuk pabrik di Ekuador dan Kolombia.

Tidak jelas berapa lama PHK ini akan berlangsung, namun perusahaan mengatakan PHK akan membantu perusahaan menghemat uang.

Untuk menghindari PHK massal, Kementerian Ekuador diketahui telah mengambil langkah awal dengan memerintahkan perusahaan GM menjaga hubungan kerja dengan pekerja.

Namun, perusahaan tidak mematuhi perintah tersebut, mengatakan kepada para pekerja bahwa mereka tidak akan dibayar gajinya selama dua minggu, dan mengirimkan telegram untuk menandatangani perjanjian berhenti bekerja.

“Kami telah menyampaikan kepada pemerintah bahwa kami bersedia untuk melatih kembali dan bekerja untuk GM dalam model bisnis baru atau perusahaan lain. “Sayangnya, kami yakin GM berencana menutup pabrik, memberhentikan pekerja, dan melanggar perjanjian perundingan bersama,” jelas Edwin Vedolla, wakil presiden nasional serikat pekerja CEDOCUT E.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *