TRIBUNNEWS.COM – Beberapa jam sebelum gencatan senjata, Hizbullah dan Israel meningkatkan serangan.
Tentara Israel mengancam akan menyerang sasaran di Beirut, terutama di tengah dan selatan, sambil meminta warga untuk pergi.
Avichay Adraee, juru bicara bahasa Arab untuk Israel, memasang peta di Platform X yang menunjukkan bangunan-bangunan di lingkungan Ghobeiry di Beirut selatan sebagai sasaran serangan.
Dalam laporan Al Jazeera, ledakan besar terdengar di Beirut.
Sirene terdengar di Galilea utara Israel setelah Hizbullah menembakkan bom sebagai tanggapan atas serangan udara Israel.
“Jika Israel menyerang kota Beirut, Hizbullah akan membalas,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan. Kecelakaan dan bencana
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, sekitar 25 orang tewas akibat serangan Israel pada Selasa (26/11/2024), dilansir CNN.
Korban tewas berjumlah 10 orang di Beirut tengah, enam di Shaqra dan dua di Turo.
Sebuah bangunan di Hamra, sebuah kawasan komersial yang sibuk, juga terkena dampaknya. Dukungan PBB untuk bantuan
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyatakan kesiapan PBB untuk mendukung perjanjian penghentian tersebut.
Melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric, Guterres berharap kesepakatan akhir ini dapat mengakhiri kekerasan dan penderitaan kedua belah pihak.
Dia juga mendesak semua pihak untuk menghormati dan melaksanakan ketentuan yang dibuat berdasarkan perjanjian.
Meningkatnya serangan menunjukkan ketegangan yang terus berlanjut di negara tersebut, dengan harapan dapat mengakhiri kebakaran dengan perdamaian abadi.
Namun, sementara itu, kekerasan terus berlanjut di Beirut dan sekitarnya. Konflik Palestina dan Israel
Berikut rangkuman berita terkini dilansir Al Jazeera:
1. Kabinet Keamanan Israel menyetujui gencatan senjata dengan Hizbullah yang akan dilaksanakan pada pukul 04.00 waktu setempat Lebanon (02.00 GMT) pada Rabu (27/11/2024).
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan menimbulkan kerugian besar pada tentara Lebanon jika melanggar perjanjian.
2. Tujuan ini disambut baik oleh para pemimpin dunia.
Belum lagi Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Keduanya mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa perjanjian tersebut akan menciptakan kondisi untuk “ketenangan yang berkelanjutan.”
3. Serangan terus berlanjut meski jeda sudah di depan mata.
Tentara Israel telah meminta penduduk Beirut selatan untuk melarikan diri saat mereka bersiap menyerang beberapa bangunan sebelum api padam.
4. Setelah kemajuan di Lebanon, Biden mengatakan kepemimpinannya mendorong gencatan senjata di Gaza.
5. Serangan Israel terhadap tembok yang terkepung terus berlanjut.
Sebuah sekolah yang digunakan pengungsi Kota Gaza untuk berlindung diserang.
Sedikitnya 13 orang tewas dalam serangan ini.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)