TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kota Sukabumi, Jawa Barat, pada Minggu (15/9/2024) pukul 16:54 WIB terjadi gempa berkekuatan magnitudo 5,3.
Episentrum gempa berada di lautan, pada 7,81 bujur selatan dan 106,55 atau 91 kilometer selatan wilayah Sukabumi.
Gempa terjadi pada kedalaman 10 kilometer.
Gempa dirasakan hingga wilayah Bandung dan Cianjur.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Meteorologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut tidak mampu menimbulkan tsunami.
BMKG mengimbau warga mewaspadai kemungkinan terjadinya gempa.
Menurut skala MMI (Modified Mercalli Intensity), berikut perasaan seseorang saat dilanda gempa, dilansir dari website BMKG:
Saya MM
Beberapa orang tidak merasakan getaran kecuali dalam kasus ekstrim
II milenium
Gemetar terdengar banyak orang, benda ringan digantung.
AKU AKU AKU MM
Getarannya terasa seperti di rumah sendiri.
Saya mendengar guncangan seperti truk lewat.
Milenium ke-4
Pada siang hari banyak orang di dalam, banyak orang di luar, tembikar pecah, jendela/pintu berderak dan suara-suara dari dinding.
DI MMI
Guncangan dirasakan hampir seluruh warga, banyak warga yang terbangun, piring pecah, benda terlempar, tiang dan benda besar serasa bergoyang, lonceng pendulum sempat berhenti.
Abad ke-6
Gemetarnya dirasakan seluruh masyarakat.
Hampir semua orang kaget dan lari keluar, plester tembok terlepas dan cerobong asap pabrik rusak, kerusakannya ringan.
Milenium ke-7
Semua orang meninggalkan rumah. Kerusakan ringan pada bangunan dan struktur yang dibangun dengan baik.
Sementara itu, kerusakan yang lebih besar terjadi pada bangunan dengan konstruksi buruk, dengan cerobong asap yang pecah.
Dengarkan orang-orang yang lewat.
VIII MM
Kerusakan struktur kaku.
Bangunan-bangunan yang dibangun dengan buruk runtuh, tembok-tembok terpisah dari tingkat rumah, cerobong asap industri dan monumen runtuh, air berubah menjadi awan.
Abad ke-9
Bangunan induk rusak, rangka rumah tidak lurus, banyak retak.
Rumah itu tampaknya sedikit bergeser pada fondasinya. Pipa-pipa pecah di dalam rumah.
X MM
Bangunan-bangunan kayu yang kokoh hancur, rangka-rangka rumah terkoyak dari pondasinya, tanah terbelah menjadi jalan-jalan yang berliku-liku, gurun pasir di setiap sungai dan tanah-tanah yang landai.
Abad ke-11
Hanya sedikit bangunan yang tersisa.
Jembatannya hancur, datarannya terlihat.
Pipa bawah tanah tidak bisa dipakai sama sekali, tanahnya terbelah, relnya sangat bengkok.
Abad ke-12
Dalam kehancuran total, gelombang muncul di permukaan tanah.
Segalanya gelap. Benda-benda terlempar ke udara.