Wartawan Tribunnews.com Fahdi Fahlevi melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (FR-PTMA) menggelar aksi membela Palestina dan mengutuk serangan Israel.
Aksi yang diikuti sekitar 172 Universitas Muhammadiyah-Aisyiyah se-Indonesia ini dipusatkan di kampus FISIP Universitas Muhammadiyah, Jakarta, Cirendeu, Tangsel, Banten, Selasa (7/5/2024).
Sekretaris Jenderal FR-PTMA Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si kepada pemerintah Indonesia agar tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Sesuai dengan semangat UUD 45, disebutkan bahwa kolonialisme di muka bumi harus dihilangkan. Oleh karena itu, tidak dapat diterima jika pemerintahan baru Indonesia mempertimbangkan untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel, Hal ini sangat bertentangan dengan janji yang diberikan. negara kita,” katanya.
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) mengenang, ada dua tokoh Muhammadiyah yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina, Profesor Kahar Muzakir dan Lukman Harun.
Bahkan Pak Lukman Harun disebut sebagai Menteri Luar Negeri Palestina, ujarnya.
Dalam aksinya tersebut, FR-PTMA mengeluarkan pernyataan sikap serupa dengan Dasasila FR-PTMA. Berikut pernyataan sikap FR-PTMA:
Pertama, FR-PTMA mengecam keras Israel atas agresi dan serangan militer yang tidak proporsional, penangkapan massal warga sipil Palestina, penghancuran berbagai fasilitas umum, termasuk fasilitas kesehatan, serta pemblokiran bantuan kemanusiaan.
Kedua, kami sangat mengapresiasi dukungan mahasiswa, dosen, dan dosen di seluruh dunia, termasuk kampus-kampus di Amerika, Eropa, dan Australia, yang berani mengungkapkan hati nurani dan akal sehatnya dalam menolak kejahatan genosida Israel dan mendukung kebebasan Palestina.
Ketiga, mengutuk keras sikap Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Jerman dan negara serta pihak lain yang terus memberikan dukungan dan bantuan kepada Israel dalam agresi dan penyerangannya terhadap Palestina.
Keempat, seruan kepada PBB untuk memaksakan dan memfasilitasi perundingan dan gencatan senjata antara Israel dan Palestina. Kelima, mendukung Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili Benjamin Netanyahu dan tokoh Israel lainnya yang terlibat dalam genosida warga Palestina.
Keenam, mengecam OKI (Organisasi Kerjasama Islam), Rabithah Alami Islami dan negara-negara Arab atas kelemahan dan kecenderungan membiarkan Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam bentuk penyerangan dan pembunuhan demi kepentingan nasionalnya sendiri.
Ketujuh, mengapresiasi konsistensi dan keberanian Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di berbagai forum internasional untuk terus membela dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina, menolak kejahatan Israel, dan mengecam keras kemunafikan Barat dalam kasus konflik Israel-Palestina. .
Kedelapan, FR-PTMA mengimbau pemerintah Indonesia untuk tidak memikirkan apapun, apalagi mengambil langkah politik, untuk membuka hubungan dengan pelaku genosida, Israel.
Kesembilan, FR-PTMA menghimbau pemerintah Indonesia untuk memperkuat hubungan diplomatik dengan negara lain guna mewujudkan lahirnya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
Kesepuluh, mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk terus memperhatikan perkembangan konflik Israel-Palestina, terus memberikan bantuan moril, materil dan spiritual terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Seruan aksi bersama membela Palestina dalam PTMA dicanangkan FR-PTMA pada 7 Mei 2024.