Gejala Kanker Pankreas Tak Terlihat Ditahap Awal, Berikut Hal yang Harus Diwaspadai?

Laporan reporter Tribunnews.com Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mendengar kata kanker memang menakutkan, apalagi jika didiagnosis oleh dokter.

Misalnya, kanker pankreas adalah salah satu jenis kanker yang paling mematikan.

Karena? Sebab, seringkali pasien terdiagnosis pada stadium lanjut dan sulit diobati.

Salah satu fungsi pankreas adalah menghasilkan hormon dan enzim yang dibutuhkan untuk mencerna makanan. 

Namun, ketika sel-sel di pankreas mulai tumbuh di luar kendali, kondisi ini dapat memicu terbentuknya tumor ganas yang disebut kanker pankreas.

Kanker pankreas memiliki gejala yang tidak spesifik dan sulit dideteksi atau tidak terlihat pada stadium awal.

Gejala yang mungkin terjadi antara lain sakit perut, penurunan berat badan, gangguan pencernaan, dan kulit menguning. 

“Kebanyakan pasien biasanya terdiagnosis pada stadium lanjut,” kata dokter spesialis gastroenterologi Rumah Sakit MRCCC Siloam Semanggi, Dr. Wifanto Saditya Jeo, Sp.B-KBD Jakarta (31/7/2024).

Lalu apa yang harus dilakukan ketika Anda didiagnosis menderita kanker pankreas?

Dr Wifanto menjelaskan, meski kanker pankreas sulit diobati, ada alternatif tindakan bedah yang bisa dilakukan berupa operasi Whipple. 

Prosedur Whipple sendiri merupakan operasi pengangkatan tumor yang terletak di kepala pankreas. 

Prosedur ini biasanya menjadi pilihan ketika tumor belum menyebar ke organ lain di sekitar pankreas. 

Nantinya, dokter spesialis bedah akan mengangkat sebagian pankreas, bagian pertama usus halus (duodenum), sebagian saluran empedu, dan kantong empedu. 

Dalam beberapa kasus, sebagian lambung atau pankreas juga dapat diangkat.

“Operasi pembedahan ini rumit dan memerlukan tim bedah yang mumpuni serta tim medis yang sesuai. Rata-rata operasi ini memakan waktu antara 6 hingga 8 jam,” jelasnya.

Sebelum operasi, pasien akan menjalani tes diagnostik dan pemeriksaan fisik untuk menilai kesehatan mereka secara umum. 

Persiapan pra operasi lainnya antara lain puasa dari makan dan minum sebelum operasi.

Pasien akan dibius total untuk memastikan mereka tertidur selama operasi.

Tim bedah akan membuat sayatan kecil (laparoskopi) di perut untuk mengakses organ yang terlibat dalam prosedur ini. 

Sayatan ini biasanya dibuat di bagian tengah atau kanan atas lambung untuk menilai seberapa jauh tumor telah menyebar dan untuk mengangkat pankreas, duodenum (bagian pertama dari usus kecil), saluran empedu, dan kandung empedu.

Jika tumor terletak di kepala pankreas, maka dapat diangkat. 

Setelah organ yang rusak akibat tumor diangkat, langkah selanjutnya adalah membangun kembali atau menyambung kembali organ yang tersisa. 

Ini melibatkan proses hati-hati dalam menghubungkan usus, saluran empedu dan pankreas untuk memastikan kelancaran aliran makanan dan cairan pencernaan.

Perawatan luka yang tepat sangat penting untuk memastikan penyembuhan optimal dan mencegah infeksi.

Meskipun operasi Whipple merupakan prosedur besar, namun bukannya tanpa risiko dan komplikasi. 

Risiko yang mungkin terjadi antara lain pendarahan, infeksi, gangguan pencernaan, diabetes, penyumbatan usus atau saluran empedu, dan penurunan berat badan yang parah.

“Mengingat risiko dan komplikasi pasca operasi, penting bagi pasien untuk benar-benar memilih rumah sakit terbaik untuk berobat, baik dari segi tim medis maupun tim pendukung. “Rumah sakit kami mungkin merupakan pilihan alternatif yang cocok untuk pengobatan kanker pankreas,” kata Dr. Istrianto.

Proses pemulihan pasca operasi

Pasien biasanya tinggal di rumah sakit selama beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung kondisi orang tersebut dan kompleksitas operasinya.

Selama masa pemulihan ini, pasien mungkin memerlukan obat pereda nyeri, diet khusus yang mudah dicerna, dan pemantauan ketat oleh tim medis.

Selain itu, perawatan luka juga sangat penting untuk mencegah infeksi dan menjamin penyembuhan yang optimal. 

Pasien harus mengikuti petunjuk dokter dan mengikuti program rehabilitasi yang direkomendasikan untuk mendapatkan kembali kekuatan dan kesehatan secara bertahap.

Dengan dukungan yang tepat dari tim medis dan keluarga, pasien dapat mengatasi proses ini dengan lebih baik dan mencapai hasil yang optimal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *