Reporter Tribunnews.com Namira Unia melaporkan
TribuneNews.com, WASHINGTON – Pemerintahan Gedung Putih yang dipimpin oleh Presiden AS Joe Biden telah mengeluarkan lebih banyak sanksi yang menargetkan jaringan bisnis Houthi, Hizbullah, dan kelompok yang didukung oleh proksi Iran.
Sanksi tersebut diungkapkan langsung oleh Departemen Keuangan AS setelah pejuang Houthi dan Hizbullah terus menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel dan memutus akses perdagangan maritim ke Timur Tengah.
Para pejabat Houthi meyakini blokade dan serangan mereka merupakan bentuk protes Palestina terhadap serangan Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 40.000 orang.
Namun ratusan kapal harus mengalihkan jalurnya ke Tanjung Harapan untuk menghindari Terusan Suez dan Laut Merah akibat serangan Houthi di Laut Merah.
Selain menimbulkan kerusakan, serangan rudal Houthi juga berhasil merusak kapal-kapal Amerika, Inggris, dan Israel, sehingga ketiga kapal tersebut harus menaikkan biaya premi atau asuransinya sebesar 50 persen.
Tidak berhenti disitu saja, dampak serangan Houthi telah menyebabkan perusahaan-perusahaan Israel, Amerika, dan Inggris menghentikan bisnisnya sehingga menyebabkan harga ekspor dan impor menjadi lebih lambat.
Khawatir serangan Houthi dan Hizbullah akan semakin merusak perekonomian global, Amerika Serikat akhirnya menyetujui sanksi baru yang menargetkan jaringan bisnis Houthi dan Hizbullah.
Mengutip Al Arabiya, sanksi baru AS yang menyasar Houthi dan Hizbullah termasuk membekukan seluruh aset perusahaan atau individu yang diduga terlibat dalam pengiriman barang-barang Iran, termasuk minyak dan gas minyak cair (LPG) ke Yaman atas nama jaringan Houthi. Perwakilan keuangan.
Pemerintah AS juga melarang warga Amerika melakukan bisnis dan bekerja dengan perusahaan atau individu yang terkait dengan proksi Houthi, Hizbullah, dan Iran. Dengan memperluas daftar sanksi AS setelah Negeri Paman Sam memblokir akses kapal milik Cielo Marine dan Global Tech Marine Services dari perdagangan internasional dengan tujuan mencegah serangan Houthi terhadap kapal di Laut Merah.
“Tindakan ini menggarisbawahi tekad kami untuk mengganggu sumber utama pendanaan bagi aktor teroris regional seperti Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Iran,” kata Bradley Smith, penjabat asisten sekretaris untuk kontraterorisme dan intelijen keuangan di Departemen Keuangan AS.
“Pesan kami jelas: siapa pun yang mencoba mendanai aktivitas kelompok yang mengganggu stabilitas akan dimintai pertanggungjawaban,” tambahnya.
Dengan sanksi baru ini, Amerika Serikat berharap tindakannya akan semakin memangkas pendapatan para pejuang Houthi dan Hizbullah, sehingga semakin mempersulit mereka dalam menyediakan pasokan transportasi dan senjata canggih untuk menyerang wilayah Israel.