Garap Bisnis Gaya Hidup, Niion Undang Investor untuk Kembangkan Jaringan Pasar

TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Niion merupakan brand lokal Kota Bandung yang setelah lebih dari sepuluh tahun berkecimpung di bisnis gaya hidup, kini aktif mengembangkan pasar Indonesia dengan menyediakan rangkaian tas untuk pelajar dan urban traveller.

“Kami sedang membangun hubungan dengan mitra potensial di luar kota dan kami telah membuka sebanyak mungkin pintu pendanaan bagi calon investor. Sekarang kami sedang dalam pembicaraan dengan negara-negara besar. Tujuan masa depan kami adalah untuk mendapatkan dukungan modal Seri A, putaran.

Adit menjelaskan, sejak didirikan lebih dari satu dekade lalu, Niion telah menjadi holding company yang mengelola beberapa sub-brand yang semuanya fokus pada produk gaya hidup yang menyasar pelajar dan remaja. Diantaranya, merek FMF masih merupakan merek baru.

Guna memperluas pasar, perseroan tahun ini akan membuka 5 toko baru di Jakarta Selatan, Tangsel, Bali, Surabaya, dan Yogyakarta.

“Tahun depan kami berharap bisa memperluas pasar ke luar Pulau Jawa, seperti kota-kota di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi seperti Makassar, serta pasar di Singapura dan Malaysia,” jelas Adit.

Ia menambahkan, kontribusi terbesar penjualan seri tas masih berasal dari penjualan langsung atau offline, dan pesanan korporat kini mulai datang dari beberapa perusahaan.

Pihaknya juga melakukan kerja pasar dengan membuka toko di berbagai pasar. Seri tas Niion hadir dengan warna cerah dan harga terjangkau, mulai dari Rp250.000 hingga Rp350.000 di pasar low-end dan Rp350.000 hingga Rp600.000 di pasar high-end.

Warna yang kami tampilkan selalu customized dan tidak tersedia di pasaran, trennya selalu warna-warni karena itu yang disukai basis pembeli kami. Untuk bahannya kami menggunakan nilon polyester. Semua bahan lokal dan Diproduksi di Bandung, katanya. . Rangga Yuzar, Direktur Produk di Niion.

Selain produksinya sendiri, perusahaan juga bermitra dengan UMKM. Mitra UMKM ini memproduksi 60% dari total barang bawaan yang dijual Niion.

“Untuk mitra UMKM ini kita sudah standarkan kualitas produknya biar sama, harus kita edukasi dulu. UMKM kecil ini sengaja kita libatkan agar industri rumahan bisa mendapatkan penghasilan yang layak,” tambah Adit.

“Selama lima tahun terakhir kami ngotot menggunakan bahan polyester agar bisa dicuci di mesin cuci. Kecuali bahan transparan berbahan mika yang harus dicuci seperti biasa.”

Adit menambahkan, kehadiran merek FMF yang akan datang merupakan strategi perusahaan untuk menyegarkan kembali basis konsumen sekaligus melayani konsumen yang dulunya remaja dan kini beranjak dewasa.

“Kami juga menggarap segmen Gen Z. Misalnya membuat tas untuk menghadiri konser bertema K-pop,” ujarnya.

Terkait pembukaan flaggship store terbaru Grand Indonesia, Adit mengatakan ini merupakan flaggship store kedua yang dibuka setelah dibukanya flaggship store pertama di Bandung.

Adit Yara mengatakan, agar bisa bertahan dalam persaingan pasar dan mampu membaca selera pasar, pihaknya melakukan berbagai strategi.

“Pertama, kita harus selalu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Kedua, kita harus berusaha mengikuti tren,” ujarnya.

Di luar Bandung, pelanggan terbesar Niion saat ini berasal dari Jakarta Selatan, Tangsel, Yogyakarta, dan Surabaya, dan perkembangan pasar yang diraih perseroan juga diuntungkan dengan seringnya perseroan berpartisipasi dalam pameran.

“Permintaan pasar anak sekolah saat ini adalah menjaga semaksimal mungkin ciri khas Niion yang berwarna-warni. Kami akan terus menjaganya agar lebih menyenangkan dan beragam. Sebab, selama ini belum ada produsen tas lokal yang serius. “Pertahankan segmen ini,” kata Adit Yara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *