TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Agrobisnis sapi perah di Jawa Timur dimulai sebagai bisnis keluarga sejak zaman kolonial, ketika sapi perah Friesian Holstein (FH) didatangkan dari Belanda dan dikembangkan menjadi usaha swasta menengah, meski hanya terdapat di daerah tertentu. .
Provinsi Jawa Timur merupakan penghasil susu sapi terbesar di Indonesia dan merupakan penyumbang besar industri susu sapi nasional.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Timur mencatat produksi tahunan sebesar 456,34 ribu ton susu sapi pada tahun 2021, mengukuhkan posisinya sebagai produsen susu sapi terbesar secara nasional.
Perusahaan susu Indonesia bekerja sama dengan peternak sapi perah di wilayah tersebut.
Syahrudi, Head of Sustainable Agriculture di PT Nestlé Indonesia, mengatakan perusahaannya berkomitmen untuk menciptakan masa depan berkelanjutan bagi peternak sapi perah.
Salah satunya adalah menerapkan praktik pertanian berkelanjutan untuk melestarikan sumber daya untuk generasi mendatang.
Seperti dikutip pada Rabu 10 Juli 2024, “Kami bekerja sama dengan para peternak sapi perah di Jawa Timur sebagai bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan kesejahteraan mereka serta mendukung pembangunan perekonomian di wilayah tersebut,” ujarnya.
Ia mendorong para penggembala untuk mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan sebagai bagian dari konservasi sumber daya untuk generasi mendatang.
Dijelaskannya, hubungan Nestlé Indonesia dengan masyarakat produsen susu di Jawa Timur sudah terjalin sejak tahun 1975 ketika perusahaan bekerjasama dengan Koperasi Susu SAE Pujon membeli 160 liter susu segar untuk dijadikan bahan baku pabrik pertama Nestlé di Waru, Jawa Timur.
Saat ini perusahaan telah menjalin kerja sama dengan 31 koperasi di Jawa Timur dengan anggota 15.000 produsen susu lokal.
Saat ini, diperlukan dukungan tambahan untuk meningkatkan peternakan sapi perah masyarakat di Jawa Timur.
Pada tahun 1985, perusahaan mendirikan AgriService, sebuah tim khusus yang berdedikasi untuk membantu para petani meningkatkan produktivitas dan kualitas susu segar mereka.
Pada tahun 1988, Nestlé Indonesia membangun pabrik baru di Kejayan, Pasuruan dan bermitra dengan Koperasi Susu Segar sebagai mitra pemasok susu segar.
“Pabrik Kejayan memproduksi banyak produk susu. “Tentunya kami membutuhkan bahan baku susu segar yang kami olah secara lokal dari mitra kami, produsen susu di Jawa Timur,” kata manajer pabrik Nestlé Indonesia, Imelda Mayasari.
Dijelaskannya, dengan memanfaatkan sumber daya lokal, pihaknya dapat menjamin kualitas dan kesegaran produk kami yang tinggi, sekaligus menunjang kehidupan para peternak sapi perah di Jawa Timur.
Hal ini semakin memperkuat rantai pasokan dan memastikan aliran bahan baku berkualitas tinggi yang stabil, kata Imelda.
Upaya pemberdayaan masyarakat di peternakan sapi perah di Jawa Timur dikembangkan pada tahun 2007 oleh Serikat Dinas Pertanian yang berganti nama menjadi Pengadaan Susu dan Pengembangan Susu (MPDD), yang fokus pada unit bidang khusus tersebut bekerja sama dengan koperasi dan peternak kecil. , memberikan dukungan dan bimbingan yang komprehensif.
Saat ini, tim MPDD telah mendukung lebih dari 15.000 peternak sapi perah di Jawa Timur, dengan serangkaian program termasuk pelatihan praktik peternakan sapi perah yang baik dan berkelanjutan, optimalisasi produktivitas dan kualitas, serta mendorong mereka untuk menjalankan usaha yang lebih ramah lingkungan.