TRIBUNNEWS.COM – Perlawanan Islam Lebanon, Hizbullah, melancarkan serangan udara pertamanya terhadap pendudukan Israel.
Hal ini terjadi setelah perang Oktober 1973.
“Hizbullah” mengumumkan bahwa mereka menargetkan pemukiman Israel di Metula, dan garnisun serta kendaraan Israel di sekitar fasilitas militer pemukiman Israel.
Hizbullah menyerang Israel dengan serangan drone yang dipersenjatai dua rudal S5.
Serangan udara tersebut menandai serangan udara pertama yang dilancarkan oleh Lebanon, serta yang pertama oleh Hizbullah, dan serangan udara pertama yang dilancarkan terhadap pendudukan Israel sejak perang Oktober 1973.
Dalam pernyataannya, Hizbullah mengatakan bahwa ketika drone mencapai titik yang ditentukan, mereka menembakkan dua roket ke salah satu kendaraan dan tentara Israel di dekatnya.
Hal ini akan menyebabkan kerusakan serius pada pasukan Israel sebelum melancarkan serangan kamikaze terhadap sasaran tertentu, kata Al Mayadin.
Sementara itu, media Israel melaporkan Hizbullah menggunakan drone yang dipersenjatai rudal S5, rudal udara-ke-permukaan, untuk menyerang Metula untuk pertama kalinya.
Dilaporkan bahwa pusat medis “Ziv” menerima tiga tentara yang terluka akibat serangan pesawat tak berawak di dekat Metula.
“Salah satu di antaranya luka berat, dan dua lainnya luka ringan.
Selain itu, Perlawanan Islam Lebanon mengumumkan serangan pesawat tak berawak di pos terdepan Jal al-Deir di Garis Biru.
Hizbullah mengatakan pihaknya juga melakukan serangan pesawat tak berawak terhadap fasilitas industri Kementerian Perang Israel di Tel Hai, utara Kiryat Shmona, sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap fasilitas industri di wilayah Bekaa Lebanon.
Hizbullah juga mengebom pabrik perusahaan industri militer Elbit milik David Cohen di Tel-Hai.
Pabrik David Cohen yang terkena serangan itu tampaknya memproduksi sistem elektronik untuk pasukan Israel, kata Hizbullah.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)