Gallant Ingin Dirinya dan Netanyahu Diselidiki atas Kegagalan Israel Cegah Serangan Hamas 7 Oktober

TRIBUNNEWS.com – Menteri Pertahanan Israel Yves Gallant menyerukan penyelidikan pemerintah atas kegagalan tersebut menyusul laporan terbaru bahwa militer Israel mengaku gagal menangani serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Gallant mengatakan dia, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Herzi Halevi harus diselidiki atas kegagalan tersebut.

Tujuannya untuk memperjelas fakta laporan tentara Israel.

“Kami memerlukan penyelidikan tingkat nasional untuk mengklarifikasi fakta (laporan militer Israel),” kata Gallant pada upacara wisuda perwira militer pada Kamis (11/7/2024), menurut Anadolu Agency.

Menurutnya, komisi resmi harus dibentuk untuk menyelidiki dirinya bersama dua pejabat senior Israel lainnya.

“Harus ada komisi pemerintah yang menyelidiki saya dan kita semua, termasuk perdana menteri,” kata Gallant.

“Anda harus menyelidiki saya, perdana menteri, dan kepala staf.”

Sebelumnya di hari yang sama, militer Israel merilis laporan hasil penyelidikan awal atas kegagalan mengatasi serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Militer Israel mengaku tidak mampu melindungi warga sipil di Kibbutz Beri saat itu.

Militer Israel mengatakan mereka “tidak siap menghadapi skenario invasi besar-besaran Hamas ke Israel,” lapor Reuters.

“Kami bahkan tidak memiliki cukup pasukan di daerah tersebut dan tidak memiliki gambaran jelas mengenai kejadian tersebut hingga tengah hari, beberapa jam setelah serangan dimulai,” kata laporan itu.

“(Kami juga) tidak memberikan peringatan yang memadai kepada pasukan Bari dan warga dan serangan itu tidak terkoordinasi. Ini kesimpulan penyelidikan,” lanjutnya. Hamas: Sistem keamanan Israel dengan cepat runtuh.

Sebelumnya, pada akhir Januari 2024, Hamas mengungkap alasan serangan 7 Oktober 2023 yang menewaskan warga sipil Israel.

Hamas mengumumkan bahwa mereka berencana menyerang posisi militer Israel dan menangkap tentara Israel.

Tujuannya adalah untuk menekan pemerintah Israel agar melepaskan ribuan warga sipil Palestina yang disandera tentara Israel.

Hamas mengklaim bahwa “adalah kewajiban agama dan moral kami” untuk merugikan warga sipil.

“Jika ada kasus penyerangan terhadap warga sipil, itu tidak disengaja dan terjadi saat bentrokan dengan pasukan Israel,” kata Hamas dalam laporan Al Jazeera.

Hamas menambahkan bahwa “ada beberapa kesalahan yang dibuat” dalam serangan itu.

Termasuk “pembongkaran sistem keamanan dan militer Israel secara cepat.”

Hamas membenarkan bahwa warga sipil Israel terbunuh bukan karena mereka, melainkan akibat serangan pasukan Israel.

Hamas mengklaim bahwa “banyak warga sipil Israel dibunuh oleh tentara dan polisi Israel karena kebingungan mereka.”

Perlu dicatat bahwa hingga Kamis, setidaknya 38.345 warga sipil Palestina, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan perempuan, telah terbunuh akibat serangan Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 88.295 orang cedera tambahan.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *