Laporan koresponden Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi II DPR Junimart Girsang mengaku kecewa dengan Sistem Informasi Pengambilan Suara (Sirekap) yang dulunya bermasalah dalam pengulangan sensus suara Pemilu 2024.
Hal itu diungkapkannya pada Rabu (15/5/2024) saat rapat dengar pendapat antara Komite II DPR dengan penyelenggara pemilu di Jakarta.
“Saya sangat kecewa KPU menampilkan Sirekap sebagai sesuatu yang membingungkan masyarakat Indonesia,” kata Junimart.
Padahal, lanjutnya, Sirekap hanya sekedar alat. Tapi masyarakat sudah mengandalkan sistem, termasuk Junimart sendiri.
Ia mengungkapkan, perolehan suaranya merupakan yang tertinggi di Kabupaten III Sumut pada awal penghitungan.
Namun, Junimart mengatakan perolehan suaranya turun keesokan harinya.
Seperti diketahui, KPU memutuskan tidak menampilkan grafik penghitungan suara pemilu presiden dan legislatif dalam proses penghitungan suara.
Sebaliknya, KPU menerapkan kebijakan hanya menampilkan formulir rencana Model C di Sirekap. Bahkan Juniart meragukan hal itu.
Lalu apa tujuan KPU menyiarkan Sirekap? Tentu ya, hasil suara di daerah itu belum tentu sah. A1, Pak,” katanya. .
Namun, dia kembali menegaskan dirinya tidak kecewa karena tidak kembali ke parlemen. Namun, dia hanya menyayangkan cara kerja KPU.
“Saya tidak kecewa, tidak lolos pak. Tapi mohon maaf dengan cara kerja KPU yang kita rapat, rapat, rapat terus menerus, itu perlu dengan anggaran 76T,” ujarnya. .
Junimart merupakan caleg yang gagal di Kabupaten III Sumut di Senaya.
Junimart memperoleh rekor 75.401 suara dan menempati peringkat ketiga perolehan suara tertinggi di partainya.
Di Kabupaten III Sumut, PDIP meraih dua kursi DPR dari 10 kursi yang diperebutkan.
Bob Andika Mamana Sitepu (PDIP) menduduki dua kursi dengan 94.621 suara dan Bane Raja Manalu (PDIP) dengan 91.169 suara.