TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyakit ginjal kronis (PGK) kini menjadi masalah kesehatan serius yang tidak hanya menyerang orang lanjut usia, tetapi juga anak-anak, remaja, dan dewasa muda.
Hal ini menambah kompleksitas tantangan perawatan.
Data statistik JKN menunjukkan bahwa pada tahun 2021, gagal ginjal akan menjadi diagnosis sekunder tertinggi kedua.
Sementara itu, kebutuhan cuci darah meningkat secara signifikan dari tahun 2007 hingga 2020, dan cuci darah menjadi prosedur yang paling sering dilakukan pada tahun 2021.
Jika tidak ditangani, CKD diperkirakan akan menjadi penyebab kematian nomor lima di dunia pada tahun 2040.
Angka ini menunjukkan kebutuhan mendesak akan perawatan yang lebih baik, terutama karena penyakit yang menjadi penyebab utama CKD, seperti hipertensi, nefropati diabetik (diabetes), dan glomerulopati seringkali memerlukan cuci darah.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien penderita CKD di Indonesia, PT Itama Ranoraya Tbk hadir untuk mendukung distribusi mesin hemodialisis di berbagai wilayah tanah air bersama dengan PT Kencana Pilar Mandiri dan PT Trimitra Sehati.
Saat ini, puluhan kontrak kerja sama operasional mesin hemodialisis telah disepakati dengan banyak rumah sakit dan klinik besar yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Kedepannya diharapkan mesin hemodialisis ini dapat menjangkau lebih banyak tempat sehingga akses layanan hemodialisis dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dimanapun berada.
“Pendistribusian mesin hemodialisis ini merupakan langkah nyata kami dalam memberikan akses yang lebih baik kepada pasien ginjal kronis di seluruh Indonesia. Kami ingin memastikan seluruh pasien, terutama di daerah dengan jumlah kasus terbanyak, dapat dengan mudah mendapatkan pengobatan dengan harga yang relatif murah dan terjangkau. . ,” kata Heru Firdausi Syarif, Presiden Direktur PT Itama Ranoraya Tbk.
Inisiatif ini diharapkan dapat mengurangi beban pasien dan keluarga yang terkena CKD.
Dengan mendistribusikan mesin hemodialisis ke seluruh Indonesia, PT Itama Ranoraya Tbk terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup pasien dan mendukung upaya pemerintah dalam memperkuat pelayanan kesehatan nasional.
Selain pengobatan, CKD juga dapat dicegah dengan beberapa cara, seperti minum air putih minimal 2 liter sehari, menghindari minuman manis, membatasi asupan garam, tidak merokok, rutin berolahraga, dan menjaga pola makan. Berat. .
Masyarakat juga disarankan untuk memeriksakan fungsi ginjalnya secara rutin untuk memastikan kesehatan ginjal dan mengidentifikasi potensi masalah sejak dini.
Dengan upaya bersama dalam pencegahan dan pengobatan, diharapkan kesehatan ginjal dapat tetap terjaga dan risiko serta komplikasi penyakit PGK dapat dihindari.