Fraksi PKS Usulkan Pansus untuk Usut Kasus Pagar Laut Misterius di Tangerang

Tribunnews.com, Jakarta – Partai Keadilan Parlemen Indonesia (PKS) mengusulkan pembentukan Panitia Khusus (PANSUS) untuk mengusut kasus pagar laut misterius sepanjang 30 kilometer di perairan Tangerang, Banten.

Hal itu diungkapkan Anggota Komite IV DPR dari Fraksi Usaha Kecil dan Menengah, Rijono, pada rapat paripurna ke-10 pembukaan DPR masa sidang II masa sidang 2024-2025. di Kompleks Parlemen. Senayan, Jakarta, Selasa (21 Januari 2025).

Kasus pagar ini sebenarnya merupakan cerminan nyata pengelolaan kawasan laut kita, kata Rijono di lokasi.

Ia mengatakan pemanfaatan ruang laut Indonesia harus memperhatikan prinsip keadilan sosial dan keberlanjutan sebagaimana diatur dalam Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945. 

Rijono juga merujuk pada putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 3/PUU-VIII/2010 yang menghapus konsep perairan pantai dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 28 Tahun 2021 yang mewajibkan segala pemanfaatan ruang laut. memiliki izin yang sesuai.

Menurut Rijono, kasus pagar laut misterius ini menunjukkan adanya pelanggaran prinsip tersebut. 

Oleh karena itu, ia mengusulkan pembentukan Panitia Khusus untuk mengusut kasus pagar laut dan mengadvokasi pengelolaan laut yang lebih bertanggung jawab.

Fraksi MSP mengusulkan agar pimpinan DPR membentuk panitia khusus terkait kasus pagar laut untuk mendukung upaya pengelolaan laut yang lebih bertanggung jawab, kata Rijono. Itu telah dibongkar

Tanggul laut sepanjang 30,16 km di lepas pantai Tangerang, Banten, mulai dibongkar pada Sabtu (18/1/2025).

Pembongkaran tersebut melibatkan anggota TNI Angkatan Laut (AL) bersama warga sekitar.

Mereka terlihat melakukan pembongkaran mulai dari Pantai Tanjung Pasir, Teluknaga, Kabupaten Tangerang.

Pembongkaran akan berlanjut hingga titik akhir Pulau Changkir, Kronyo.

Kepala Kantor Penerangan Kelautan (Cadispenal), Laxma Veera Hadi mengatakan, proses pembatalan pagar laut ditargetkan selesai dalam waktu 10 hari.

Namun, lanjutnya, tujuan akhirnya akan ditentukan oleh cuaca.

“Kami akan menerapkannya secara bertahap, meski kami menerapkannya setiap hari selama 10 hari.

Tapi kalau cuaca masih seperti ini kita bergejolak, kita sesuaikan cuacanya, katanya kepada wartawan, seperti dilansir Tribun Tangerang, Sabtu (18/1/2025).

Untuk mempercepat proses pembongkaran, pihaknya akan meminta bantuan kepada nelayan yang ada di kawasan tersebut.

Dalam sehari, target pencabutan pagar bambu sepanjang 2 kilometer itu, jika kondisi laut tenang.

“Alhamdulillah positif dan Insya Allah para nelayan membantu kami mempercepat.”

Kami akan mengajak nelayan berkeliling. Karena ini lebih menguntungkan nelayan itu sendiri,” ujarnya.

Keterbatasan yang dihadapi personel TNI AL dalam pembongkaran, jelasnya, adalah kedalaman laut yang dangkal sehingga beberapa fasilitas tidak bisa digunakan.

“Tapi ini, kita punya jalan di sini, tapi kita tidak bisa masuk,” katanya.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *