TRIBUNNEWS.COM – Film horor berjudul “Anak Kunti” yang disutradarai oleh Bambang Drias akan tayang di bioskop-bioskop di Indonesia.
Bersama Nita Gunawan, Gisellma Firmansyah, Iwa K, Abun Sungkar, Selvi Kitty, Ruth Marini, Jajang C. Noer dan Pritt Timothy.
Hasil kolaborasi Drias Production dan Kipaskipas masuk dalam daftar film Indonesia yang menggunakan teknologi Dolby Atmos.
Dolby Atmos adalah teknologi audio spasial revolusioner yang dirancang untuk menciptakan pengalaman suara yang imersif.
Dolby Atmos sering digunakan dalam film-film blockbuster Hollywood dan memungkinkan penonton mendengar suara film dari segala arah (kanan, kiri, depan, belakang, atas).
“Penggunaan Dolby Atmos membuat penonton Anak Kunti dapat dengan mudah memasuki dunia perfilman lebih dalam sehingga memberikan pengalaman menonton yang lebih berkesan,” kata Bambang Drias, sutradara film Anak Kunti, dalam siaran persnya. diterima wartawan, Jumat (26/7/2024).
Selain disajikan dalam format Dolby Atmos yang mengesankan, produser eksekutif dan pemilik platform digital KipasKipas, Gito Huang, juga menjanjikan film Anak Kunti akan menampilkan teknologi CGI yang canggih untuk menghadirkan adegan mistis dan darah kental yang semakin kental . realistis
“Saya yakin penonton akan lebih menikmati kesan horor dengan format Dolby Atmo,” kata Gito Huang.
Anak Kunti merupakan kisah asal muasal salah satu cerita hantu terpopuler di Indonesia.
Berlatar tahun 1990-an, film ini bercerita tentang seorang ibu yang meninggal saat melahirkan anak kembarnya saat terjadi kerusuhan di desanya.
Bertahun-tahun kemudian, salah satu putri yang masih hidup, Sara, kembali ke kampung halaman ibunya untuk mengetahui lebih banyak tentang nenek moyang orangtuanya.
Di tengah proses penyelidikan, berbagai kengerian mulai bermunculan di kota tersebut, yang disebabkan oleh sosok Kuntilanak yang diyakini sebagai penjelmaan ibu kandung Sara.
“Dalam waktu dekat, kami akan merilis trailer dan poster resminya setelah teaser poster dirilis,” kata Gito Huang.
Rencananya film ini akan dirilis serentak di Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura.