TRIBUNNEWS.COM, MANILA – Gelombang panas di Asia Tenggara memaksa penutupan banyak sekolah di Filipina awal bulan ini, dan pembukaan kembali kelas pembelajaran jarak jauh yang biasa dilakukan selama era Covid-19, seiring pemerintah mendorong masyarakat untuk menggunakan pembangkit listrik untuk menghemat listrik. Saya terpaksa menutupnya.
Pemerintah provinsi Pulau Luzon juga akan menerapkan empat hari kerja dalam seminggu hingga bulan Juli untuk mengurangi dampak suhu tinggi terhadap karyawan dan warga.
Asia Tenggara sedang dilanda gelombang panas yang berbahaya. Faktanya, Filipina menutup sekolah dan memperingatkan akan kelebihan jaringan listrik.
Suhu di Filipina mencapai 38,8 derajat Celcius (101,8 derajat Fahrenheit) hari ini dan akan tetap demikian selama 3 hari ke depan.
Gelombang panas telah memberi tekanan pada pasokan listrik di pulau utama Luzon, yang menyumbang sekitar tiga perempat perekonomian, karena penyimpanan berkurang setelah 13 pembangkit listrik ditutup sebelumnya.
Sedangkan Myanmar mencatat suhu terpanas pada bulan April sebesar 48,2 derajat Celcius. Permintaan listrik Thailand mencapai rekor 36.356 megawatt pada Sabtu malam, kata Kementerian Energi. Bagian utara dan timur laut negara itu diperkirakan menjadi yang terpanas, dengan beberapa daerah mencapai suhu maksimum 44 derajat.
Pemerintah Bangkok mengeluarkan peringatan panas yang parah pada minggu lalu karena indeks naik ke tingkat yang sangat berbahaya. Sekitar 30 orang meninggal akibat suhu tinggi di Thailand tahun ini, dibandingkan dengan 37 kematian akibat suhu panas pada tahun 2023, menurut data pemerintah.
Menurut pernyataan dari Kantor Meteorologi Myanmar, suhu mencapai 48,2 derajat di kota Kayak, Wilayah Magway, Myanmar tengah, pada hari Minggu, menandai suhu tertinggi di Myanmar sejak April, ketika rekor tersebut tercatat 56 tahun lalu.
Awal bulan ini, Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memperingatkan bahwa lebih dari 243 juta anak di Asia Timur dan Pasifik berisiko terkena penyakit dan kematian akibat cuaca panas saat mereka bersiap menghadapi musim panas yang luar biasa.
Kondisi Vietnam di Kota Ho Chi Minh: Masyarakat berteduh dari panas terik di pusat perbelanjaan ber-AC di kawasan pusat bisnis. Media pemerintah melaporkan dan badan meteorologi negara memperingatkan bahayanya.
Perusahaan listrik milik negara Vietnam juga mengimbau konsumen untuk tidak menggunakan AC secara berlebihan, memperingatkan bahwa konsumsi listrik mencapai masa puncaknya (South China Morning Post)