Fenomena Suhu Dingin di Jawa, Epidemiolog Peringatkan Risiko Gangguan Pernapasan 

Diposting oleh Reporter Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Akhir-akhir ini ramai diberitakan di media tentang fenomena “tidur” atau cuaca dingin di sebagian besar Pulau Jawa. 

Tak sedikit warganet yang mengaku merasa kedinginan di pagi dan sore hari.

Terkait fenomena tersebut, ahli epidemiologi dan pakar kesehatan internasional Dicky Budiman mengingatkan risiko gangguan kesehatan yang mungkin terjadi. Terutama pada sistem pernafasan

Ujarnya kepada Tribunnews, Selasa (4/7/2024). 

Sebelumnya ia menjelaskan, cuaca dingin di Indonesia bisa disebabkan oleh banyak faktor.

Seperti perubahan pola angin atau pengaruh curah hujan setempat. 

Dicky melanjutkan, berbagai penyakit yang bisa ditimbulkan akibat cuaca dingin ini. 

Ini termasuk flu biasa, pneumonia atau bahkan bronkitis kronis. Ilustrasi Batuk. (tip gratis)

Seperti asma atau penyakit paru obstruktif (PPOK). 

Oleh karena itu, ia pun meminta masyarakat untuk menjaga kesehatan. 

Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk menjaga kehangatan tubuh. 

“Penting untuk menjaga kehangatan tubuh dengan pakaian yang sesuai dan menghindari perubahan suhu untuk mencegah risiko tersebut,” tutupnya. BMKG jelaskan akibat cuaca dingin Hawa dingin yang mengubah iklim di Malang 20 tahun lalu, bahkan di beberapa daerah muncul embun beku (baby-pedia.com)

Munculnya cuaca dingin di tengah musim kemarau menjadi pertanyaan banyak orang, terutama mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Saat ini seharusnya kita merasakan hangatnya bumi dengan langit cerah dan hangatnya sinar matahari.

Namun ternyata kondisi tersebut justru mendatangkan rasa dingin.

Ahli meteorologi BMKG, Riefda Novikarany mengatakan, fenomena tersebut terjadi saat cuaca berbeda dari biasanya, ditandai dengan suhu tinggi pada malam hingga pagi hari.

Riefda menjelaskan, daerah yang bisa dijadikan tempat tidur (daerah dingin) adalah daerah perbukitan atau pegunungan yang udaranya lebih sedikit dan udaranya lebih sedikit.

Fenomena di tempat tidur ini akibat dari cuaca yang biasanya udaranya dingin, semakin parah karena biasanya lebih dingin dari biasanya. Fenomena itu adalah suhu dari malam hingga pagi hari, katanya kepada wartawan KompasTV, Minggu (7). . /7/2024). Prakiraan Cuaca Alam Contoh Prakiraan Cuaca Tahunan (Pixabay/Pexels) (Pixabay/Pexels)

Wakil Ahli Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengatakan, cuaca dingin merupakan fenomena yang terjadi setiap tahun, terutama pada musim kemarau.

Orang Jawa menyebutnya mbedhidhing, kata Guswanto, Minggu (14/7/2024), dikutip Kompas.com.

Ia mengatakan, penyebab cuaca dingin yang terjadi akhir-akhir ini adalah Angin Monsun Australia.

Guswanto menjelaskan, angin muson Australia bertiup dari Australia menuju Asia dari wilayah Indonesia dan Samudera Hindia.

Sementara itu, Samudera Hindia juga memiliki permukaan air yang relatif dangkal atau dingin.

Angin Monsun Australia dikenal kering dan membawa sedikit air sehingga mempengaruhi musim kemarau di Indonesia.

Hal ini membuat banyak wilayah di luar Monsun Australia menjadi lebih sejuk.

“Apalagi pada malam hari saat suhu mencapai minimum,” kata Guswanto. Penyebab Utama Fenomena Semprotan

Pertama, udaranya kering: Pada musim kemarau, udara tampak kering karena tidak ada uap air.

Udara kering dapat menahan panas sehingga lebih sejuk di malam hari.

Kedua, langit cerah: Langit cerah di malam hari memungkinkan panas dari permukaan bumi langsung menghilang ke atmosfer tanpa gangguan, sehingga mengakibatkan perubahan suhu.

Ketiga, udara dingin: udara dingin atau udara lemah terhadap udara campuran, sehingga udara di dekat permukaan bumi bersifat dingin.

Keempat, lokasi: Perbukitan atau pegunungan akan lebih dingin karena tekanan udaranya lebih rendah dan volume udaranya lebih sedikit.

Saat pesta tidur berlangsung, masyarakat diimbau berhati-hati dan mengecek informasi dari BMKG.

Lindungi diri Anda dari hawa dingin dengan menggunakan pakaian hangat, selimut atau ruangan hangat jika perlu, terutama pada malam hari saat suhu turun terlalu rendah.

Jaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat dan minuman hangat. Jangan terlalu dingin dan lindungi tanaman, terutama bagi petani, dari suhu tinggi.

Perhatikan kondisi jalan karena es dapat membuat jalanan menjadi dingin di malam hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *