Laporan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Saat ini banyak kasus anak-anak yang menyukai lagu-lagu lawas, sehingga berdampak buruk bagi perkembangan mental dan pendidikan anak.
Edi Irawan, Direktur Kelompok Musik dan Pujian Musik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengatakan masyarakat Indonesia kehilangan penyanyi muda seperti Tasya Kamila, Sherina, Agnes Monica, dan Chikita Meidy.
Anak-anak, menurut Edi, saat ini lebih menyukai lagu-lagu lawas.
“Dalam pertemuan tanggal 17 Agustus (di Istana) anaknya bagus dalam bidang musik, tapi lagu ‘Ojo Dibanding-Bandingke’ kurang cocok,” kata Edi.
Hal itu diungkapkan Edi di sela-sela acara musik ‘Abokan Yara Indonesia’ di Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kata Edi, berupaya meningkatkan minat anak terhadap lagu anak-anak.
Edi mengatakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah membentuk Program Lagu Anak-anak (KILA) untuk mendorong lahirnya lagu anak-anak yang berkualitas.
“KILA adalah upaya membangun komunitas musik, ini bukan tugas pemerintah, tapi juga orang tua yang mengasuh anak-anak,” kata Edi.
Program KILA tahun ini mempunyai lima jenis perlombaan, yaitu lomba menyanyi untuk anak usia lima hingga tujuh tahun, lomba menyanyi untuk anak usia 8-13 tahun, lomba menyanyi untuk anak usia lima hingga tujuh tahun, dan lomba membaca puisi. untuk anak-anak usia 8-13 tahun, dan kompetisi menyanyi anak-anak setempat.
“Bagi KILA ada tiga hal yang kami pedulikan, antara lain musiknya harus baru dan acaranya harus modern.
Misalnya, trek pendek lebih cepat dibandingkan trek latar belakang, kata Edi.
Pendaftaran KILA dibuka mulai 9 Maret-31 Mei 2024.
Program ini tidak dipungut biaya dan syarat pendaftaran serta registrasi peserta dapat dilihat pada akun jaringan KILA.
Setelah Surabaya, Solo, Denpasar, dan Jakarta, panggung sosial dan musik KILA 2024 akan ditutup di Palembang pada 20-24 Juni.