TRIBUNNEWS.COM – Video prajurit TNI yang marah kepada pejabat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) viral di media sosial.
Peristiwa prajurit TNI yang diberitakan itu terjadi di dekat halte Transjakarta Pancoran Barat, Senin (8/7/2024) lalu.
Para prajurit TNI tidak menerima para pekerja tersebut dengan alasan keberadaan jalan bus hanya akan menimbulkan kemacetan.
Pada akhirnya, jajaran Kementerian menerima kesalahannya dan para prajurit TNI menerima permintaan maafnya.
Berikut Fakta Viral Video Prajurit TNI Marah ke Personel Kementerian Keuangan yang dirangkum Tribunnews.com, Sabtu (27/7/2024). Rekam video dari virus
Berdasarkan penelusuran, video tersebut diunggah oleh sejumlah X akun seperti @5teV3n_Pe9eL pada 23 Juli 2024.
Pada awal rekaman langsung, para prajurit TNI sempat geram dengan pejabat Kementerian Keuangan.
Saat kejadian, karyawan tersebut merupakan penumpang ojek.
Saat itu dia sempat mengeluhkan keberadaan bus hanya membuat kemacetan.
Percakapannya terdengar oleh prajurit TNI yang bertugas mengamankan jalur bus.
“Katakan lagi, apa yang kamu katakan tadi?” Prajurit TNI itu berbicara dengan tegas.
Staf Departemen Keuangan segera meminta maaf.
“Maaf, Tuan,” katanya.
Para prajurit TNI mengaku sedang bertugas pengamanan.
Ia pun mengambil kontroversi dari jajaran Kementerian Keuangan.
Katanya bus itu bikin macet. Ini provokasi. Hati-hati jangan jadi provokator, jelas prajurit TNI itu.
Ia meminta jajaran Kementerian Keuangan lebih memperhatikan ucapan yang keluar dari mulut mereka.
Agar tidak diganggu oleh pihak lain.
Prajurit TNI menegaskan, “kalau punya mulut, jagalah.”
Mendengar hujatan tersebut, staf Kementerian Keuangan hanya meminta maaf.
“Maaf, Tuan,” katanya. Urutan peristiwa
Kapendam Jaya Kolonel Inf Deki Rayu Syah Putra membeberkan fakta kejadian tersebut.
Kejadian bermula saat anggotanya sedang menjaga jalur bus.
Lokasi dekat Halte Transjakarta Pancoran Barat pada 8 Juli 2024.
Beberapa detik kemudian, seorang pengendara sepeda motor membawa pegawai Kementerian Keuangan itu ke jalur bus.
Kemudian prajurit TNI memperingatkan.
Namun staf Kementerian Keuangan malah mengeluarkan pernyataan dan tidak menuruti perintah pejabat.
Katanya, yang menyebabkan kemacetan di Jakarta adalah jalur bus yang digunakan Transjakarta, kata Deki, dilansir Kompas.com.
Deki Rayu menambahkan, anggotanya tidak terima dengan ucapan staf Kementerian Keuangan tersebut.
TNI menilai jalur bus tersebut bermanfaat bagi masyarakat.
Selain mengurangi kemacetan lalu lintas, bus juga mematok tarif murah agar tidak membebani penumpang
Meskipun terdapat permasalahan, prajurit TNI dan pejabat Perbendaharaan bertindak sebagai mediator.
Mediasi dilakukan keesokan harinya di Kantor Pos Transjakarta Cawang.
“Jadi petugas Perbendaharaan meminta maaf dan anggota saya menerima permintaan maaf tersebut,” pungkas Deki.
(Tribunnews.com/Endra)(Kompas.com/Dzaky Nurcahyo)