Fakta Hasil Final Conference League: Dejavu Kegagalan Fiorentina & Magis Jose Luis Mendilibar

TRIBUNNEWS.COM – Hasil Final Liga Konferensi UEFA antara Olympiacos dan Fiorentina yang dimainkan Kamis (30/5/2024) dini hari ternyata sarat dengan kenyataan sebaliknya.

Setelah bermain drama selama 120 menit di Opop Arena, Olympiacos akhirnya keluar sebagai pemenang.

Gol telat Ayub El Kaabi (menit ke-116) akhirnya memberikan pengaruh yang menentukan kemenangan Olympiacos.

Olympiacos pun berhak mengangkat trofi Liga Konferensi UEFA untuk pertama kalinya dalam sejarahnya.

Tim Yunani pun berhak menjadi tim ketiga yang meraih gelar juara UEFA Conference League.

Setelah AS Roma dan West Ham meraih dua gelar pertama berturut-turut.

Beberapa catatan menarik juga mempengaruhi hasil final Liga Konferensi UEFA musim ini.

Berikut rangkuman fakta menarik kemenangan Olympiacos dan kekalahan Fiorentina di final UEFA Conference League yang dihimpun Tribune News. 1. Deja vu dari kekalahan Fiorentina di final

Kekalahan Fiorentina dari Olympiacos terasa seperti déjà vu.

Bagaimana tidak Kekalahan menyakitkan di kompetisi yang sama musim lalu terulang kembali di musim ini.

Sebelum menderita kekalahan telak di perpanjangan waktu di final UEFA Conference League.

Fiorentina sudah kalah dari West Ham di final turnamen yang sama musim lalu.

Hampir sesering kekalahan mereka musim ini, Fiorentina kebobolan lawannya di momen-momen kritis.

Jika Fiorentina kebobolan di perpanjangan waktu musim ini, tim Italia itu kebobolan di menit-menit terakhir waktu reguler. Striker Fiorentina asal Serbia Luka Jovic (kiri) dan bek West Ham United asal Ceko Vladimir Kupal (kanan) mencoba bola pada pertandingan Final Liga Konferensi Eropa UEFA antara ACF Fiorentina dan West Ham United FC di Praha, Republik Ceko pada 7 Juni. Melompat. 2023. (AFP/Joe Clamar)

Gol Jarrod Bowen di penghujung pertandingan menghancurkan harapan Fiorentina untuk mengangkat trofi musim lalu.

Fiorentina juga kalah 1-2 dari West Ham pada perebutan gelar juara musim lalu.

Dua kekalahan beruntun di UEFA Conference League tentu menjadi cedera serius bagi Fiorentina.

Selain itu, terdapat kekalahan beruntun di final, dan Fiorentina hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk meraih gelar. 2. Hanya kalah di waktu yang tidak tepat

Kekalahan dari Olympiacos di final Liga Konferensi UEFA juga merusak rekor Fiorentina.

Kiprah Fiorentina dari babak penyisihan hingga kalah di final bisa dibilang cukup impresif.

Tim berjuluk La Viola ini mampu mencatatkan rekor tak terkalahkan sepanjang turnamen.

Fiorentina mencatatkan minimal 3 kemenangan dan 3 kali seri di babak kualifikasi.

Dengan 12 poin dari enam pertandingan, Fiorentina lolos ke babak sistem gugur sebagai juara grup.

Kiprah Fiorentina di babak knockout pun semakin gemilang karena berhasil mengalahkan lawannya. Selamat kepada para pemain Fiorentina (Instagram Fiorentina)

Maccabi Haifa, Viktoria Plzen, dan Club Brugge sukses disingkirkan Fiorentina di babak tersebut.

Fiorentina pun mencatatkan rekor tak terkalahkan dan melaju ke babak 16 besar hingga semifinal.

Itu hanya nasib buruk di pertandingan sama pentingnya dengan final, di mana Fiorentina menderita kekalahan pertamanya.

Kekalahan satu gol yang tak terjawab di final menjadi puncak penampilan luar biasa Fiorentina.

Hasil negatif tersebut membuat Fiorentina tidak bisa membalas kekalahan musim lalu.

Apalagi, hal itu untuk sementara menunda harapan Fiorentina untuk mengangkat trofi Liga Konferensi UEFA pertama mereka. 3. Teror nyata Ayub El Kaabi menghancurkan harapan Fiorentina

Ayub El Kaabi yang digadang-gadang menjadi pemain paling mengancam di lini pertahanan Fiorentina, tampaknya menjadi kenyataan.

Pergerakan tak terduga yang ditunjukkannya pada menit ke-116 akhirnya membawa Fiorentina mencetak gol.

Pada akhirnya, gol pemain asal Maroko itu menjadi pembeda hasil akhir turnamen ini.

Gol Ayub El Kaabi pun mengukir sejarah saat Olympiacos meraih podium kejuaraan utama.

Selain itu, gol Ayoub El Kaabi juga melengkapi penampilannya di babak sistem gugur. Bomber galak Olympiacos Ayub El Kaabi bakal menyerang Fiorentina di final UEFA Conference League, Kamis (30 Mei 2024) pukul 02:00 WIB. (Instagram/ayoub_elkaabii)

Satu gol lagi ke gawang Fiorentina berarti sang pemain telah mencetak total 11 gol di babak sistem gugur.

Statistik tersebut seolah menunjukkan daya tarik ketajaman pemain asal Maroko tersebut pada musim ini.

Olympiacos sebenarnya harus berterima kasih kepada pemain pinjaman Ayub El Kaabi. 4. Sentuhan Ajaib Jose Luis Mendilivar

Keberhasilan Olympiakos merengkuh gelar juara UEFA Conference League musim ini tak lepas dari tangan tak berperasaan Jose Luis Mendilbar.

Pelatih asal Spanyol berusia 63 tahun itu sepertinya tahu cara meraih hasil terbaik di kompetisi Eropa.

Sebelum membantu Olympiacos meraih gelar UEFA Conference League musim ini.

Jose Luis Mendilivar membantu Sevilla memenangkan Liga Europa musim lalu.

Jose Luis Mendilivar sukses membawa Sevilla meraih gelar Liga Europa dengan mengalahkan AS Roma musim lalu. Para pemain Sevilla merayakan dengan trofi usai memenangi laga final Liga Europa UEFA antara Sevilla FC dan AS Roma di Puskas Arena di Budapest, Hongaria pada 31 Mei 2023. (Foto oleh Attila KISBENEDEK / AFP) (AFP/ATTILA KISBENEDEK)

Lewat adu penalti, Sevilla berhasil meraih gelar Liga Eropa keenamnya, terbanyak sepanjang sejarah.

Jose Luis Mendilivar yang menjalani perjalanan tak kalah dramatisnya tampaknya akan mengulangi kesuksesan musim lalu bersama Olympiacos musim ini.

Buktinya Jose Luis Mendilivar berhasil membungkam beberapa prediksi yang tidak mengunggulkan Olympiacos sebagai juara UEFA Conference League.

Gelar Liga Konferensi UEFA juga tampak seperti tawaran indah bagi para penggemar Olympiakos di musim pertama pelatih asal Spanyol itu bertugas.

Menariknya lagi, Jose Luis Mendilivar mempersembahkan trofi tersebut kepada para pendukung Olympiakos setelah ia mengambil alih jabatan pelatih pada Februari 2024.

Artinya, Jose Luis Mendilibar sukses menunjukkan sentuhan magisnya dalam waktu kurang dari empat bulan.

Seperti keajaiban yang dilakukannya saat membantu Sevilla meraih kemenangan musim lalu meski baru mulai melatih tim pada Maret 2023.

(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *