Erdogan: RS Turki Tampung 1.000 Milisi Hamas, Bantu Perawatan Percepat Kemenangan Palestina

Koresponden Tribune News Namira Unya Lasanti melaporkan

Tribune News, Istanbul – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengklaim lebih dari 1.000 anggota kelompok teror Hamas telah menerima perawatan intensif di rumah sakit di seluruh Turki sejak dimulainya perang Hamas-Israel Oktober lalu.

Erdogan mendekati sikap ini sebagai dukungan Turki untuk mempercepat proses kemenangan Palestina melawan pendudukan Israel yang disengaja.

Menurut Al Arabiya, Erdogan mengatakan, “1.000 anggota kelompok bersenjata Palestina Hamas sedang menjalani perawatan di rumah sakit Turki. Saya tekankan bahwa Hamas adalah gerakan perlawanan, bukan teroris.”

Tak lama setelah pernyataan Erdogan, seorang pejabat Turki, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan bahwa yang dimaksud Erdogan adalah lebih dari 1.000 milisi Hamas yang dirawat di rumah sakit Turki, bukan anggota Hamas.

“Presiden Erdogan salah bicara, maksudnya 1.000 warga Gaza yang dirawat, bukan anggota Hamas,” kata pejabat Turki itu. Turki mendukung Palestina

Turki adalah salah satu negara yang menyerukan gencatan senjata.

Tidak berhenti sampai disitu saja untuk mendukung hak-hak Palestina, Erdogan juga menolak rencana pasca perang untuk membuat zona penyangga yang diprakarsai oleh Israel.

“Saya menganggapnya sebagai penghinaan terhadap saudara-saudara saya di Palestina untuk membahas rencana (zona penyangga) ini,” kata Erdogan sambil menegaskan: “Bagi kami, ini bukanlah rencana untuk dibahas, didiskusikan, dan diperdebatkan.

Sebagai protes terhadap tindakan yang diambil oleh Perdana Menteri Netanyahu dan pasukannya, Turki menghapus Israel dari daftar negara target ekspornya. Akibat embargo tersebut, seluruh transaksi impor dan ekspor serta kerja sama dengan Israel secara resmi dihentikan pada awal Mei.

Menurut data resmi, perdagangan antara Turki dan Israel tahun lalu saja bernilai 7 miliar dolar atau 111,7 triliun dolar (kurs Rp 15968).

Israel termasuk di antara 20 besar tujuan ekspor barang dan jasa Turki senilai US$5,4 miliar (86,23 triliun rupiah).

“Turki akan secara ketat dan tegas menerapkan langkah-langkah baru ini sampai pemerintah Israel mengizinkan aliran bantuan kemanusiaan yang cukup dan tanpa hambatan ke Gaza,” kata Erdogan.

Erdogan bersikeras bahwa dia akan memutuskan semua kerja sama perdagangan dengan Israel kecuali negara tersebut berjanji untuk mengakhiri serangan terhadap Gaza dan mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Selain menjatuhkan sanksi terhadap Israel, Erdogan juga mengkritik negara-negara Barat yang mendukung Israel, seperti Amerika Serikat dan Inggris.

Pada Konferensi Permusyawaratan Cendekiawan Dunia Islam (KTT), para pemimpin senior Turki mengkritik keras tindakan Amerika Serikat dan Inggris, dengan mengatakan bahwa Amerika Serikat dan Eropa tidak berbuat cukup untuk menekan Israel agar melakukan gencatan senjata. Sebaliknya, ia memuji Hamas karena menerima proposal dari Qatar dan Mesir.

“Hamas telah mengambil langkah penting menuju gencatan senjata permanen. Namun, tanggapan pemerintah Netanyahu adalah dengan menyerang orang-orang yang tidak bersalah di Rafah.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *