Era Kecerdasan Buatan Wamenkes Ingatkan Mahasiswa Wajib Punya Kemampuan Adaptasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan, kemampuan beradaptasi merupakan keterampilan yang penting bagi siswa. Hal ini dapat menjaga kesehatan mental selama kuliah.

Dante juga menyampaikan dinamika Kurva W yang sering dihadapi mahasiswa baru. Hal itu ia sampaikan saat memberikan kuliah umum kesehatan mental kepada mahasiswa baru pada acara PKKMB UI Pengenalan Kehidupan Kampus 2024 di Aula Universitas Indonesia.

“Secara umum mahasiswa baru akan mengalami apa yang disebut dengan kurva W,” ujarnya, dilansir laman resmi Kementerian Kesehatan, Rabu (7/8/2024).

Kurva W ini dimulai dengan bulan madu (mulai kuliah), gegar budaya (terlalu banyak bekerja, rindu rumah), penyesuaian awal (manajemen waktu dan persahabatan), isolasi psikologis (burung pipit dan banyak hal telah berubah), pengakuan dan inklusi (perasaan untuk Anda menemukan sebuah rumah baru) kata Dante.

Berbicara tentang teori Darwin, Prof. Dante Saxono menambahkan kemampuan beradaptasi dengan cepat sangat penting bagi siswa. Karena bukan yang terkuat atau terpintar yang akan bertahan, melainkan yang paling cepat beradaptasi.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Abdul Haris mengatakan, tingginya angka pengangguran setelah lulus merupakan tantangan umum bagi pelajar di Indonesia.

Sekitar 11,8 persen lulusan atau sekitar 945.413 orang dengan 191.681 gelar dan 753.732 lulusan merupakan pengangguran.

“Tantangan masa depan sangat luas, sangat kompetitif, persaingan sangat diperlukan karena perkembangan era teknologi saat ini adalah era otomatisasi/kecerdasan buatan. Ini akan mengubah seluruh kebiasaan manusia”, kata Prof Abdul Haris.

Pesatnya pergerakan pendidikan tinggi dan tingginya tuntutan adaptasi menjadi salah satu penyebab timbulnya permasalahan kesehatan mahasiswa.

Dalam pidato umumnya, Prof. Dante juga berpesan kepada siswa untuk mengutamakan tanggung jawab, manajemen waktu, dan hiburan.

Saat menghadapi stres, ada beberapa cara untuk mengelola dan mengaktifkan sistem istirahat dan pencernaan parasimpatis, yaitu:

1. Pahami stres

Identifikasi penyebabnya, perhatikan pikiran yang muncul, dan rasakan perasaan yang muncul pada tubuh.

2. Istirahatlah. Latihan, relaksasi otot progresif, metode 5-4-3-2-1.

3. Aktivitas fisik.

Jalan kaki/lari, olahraga/yoga;

4. Kesepakatan

Berbagi dengan teman/keluarga, berdiskusi dengan penyedia layanan kesehatan.

“Kesehatan adalah aset paling berharga dengan mengelola stres, tidur yang cukup dan nyenyak, rutin berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi, menghindari gula, garam, dan lemak,” kata Prof. Dante saat dia menyelesaikan pidato umumnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *