TRIBUNNEWS.COM – Mantan manajer Manchester United Jose Mourinho mengaku belum menyerah untuk meraih bonus Liga Inggris 2018.
Menjelang pertemuan Fenerbahce di Liga Europa dengan Manchester United, Jose Mourinho mengambil kesempatan dalam konferensi pers pra-pertandingannya untuk menyoroti kasus yang saat ini menghambat Manchester City.
Mourinho dikabarkan pernah menjadi pelatih Manchester United pada 2016 hingga 2018. Pelatih berjuluk The Special One itu mempersembahkan sejumlah trofi.
Yang terbesar dan paling berkesan adalah gelar Liga Europa tahun 2017, saat MU mengalahkan Ajax Amsterdam.
Setahun kemudian, Man United finis kedua di Liga Inggris di belakang Manchester City yang menjadi juara.
Namun, dominasi City kini dipertanyakan karena mereka dituduh melanggar aturan keuangan Liga Premier antara tahun 2009 dan 2018.
Pemerintah kota membantah 115 tuduhan dan yakin bahwa keputusan dalam kasus ini akan diambil pada awal tahun 2025. Pelatih AS Roma asal Portugal Jose Mourinho menyaksikan pertandingan leg pertama semifinal Liga Eropa UEFA antara AS Roma dan Bayer Leverkusen di Stadio Olimpico di Roma pada 11 Mei 2023. Alberto Pizzoli/ AFP (Alberto Pizzoli/AFP)
Jika City terbukti bersalah, semua trofi yang telah mereka menangkan dalam periode terkait akan dicabut.
Menjelang pertandingan Fenerbahce di Liga Europa melawan Manchester United, Mourinho dengan bijaksana menyinggung situasi hukum seputar City.
Kasus ini sedang ditangani oleh komisi disiplin independen yang mempunyai wewenang untuk menjatuhkan sanksi berat.
“Pada tahun 2017 kami memenangkan Liga Europa dan pada tahun 2018 kami finis kedua di Liga Premier,” kata Mourinho, menurut BBC Sports.
“Saya pikir kami masih punya peluang untuk memenangi liga. Mungkin Man City akan mengambil poin, lalu kami akan menjadi juara dan mereka harus memberi saya bonus dan memberi saya medali juara,” ujarnya.
Komentar Mourinho menunjukkan betapa tajam dan berbedanya selera humor sang manajer, sekaligus menjelaskan bagaimana, enam tahun kemudian, ia masih berniat menambahkan gelar Liga Premier ke lemari trofi Manchester United.
Mengenai situasi Manchester United saat ini, Mourinho memuji mantan klubnya yang tetap memberikan dukungan kepada Erik ten Haag meski tim sedang melalui masa-masa sulit.
Namun, ia tak lupa menyinggung pemecatannya pada Desember 2018 setelah dua setengah musim berada di Old Trafford.
Mengingat, pemain asal Portugal itu dilepas dua hari setelah Setan Merah kalah 1-3 dari Liverpool di Anfield, Minggu (16/12/2018).
“Sejak saya pergi, saya selalu mendoakan yang terbaik untuk United,” kata Mourinho.
“Saya pergi dengan perasaan yang baik terhadap klub dan fans. Saya tidak senang saat melihat mereka kesulitan. Namun kini mereka mendukung pelatih dan memberikan stabilitas, yang berbeda dibandingkan saat saya di sana,” ucapnya.
Saat ini, Mourinho berada di bawah tekanan karena Fenerbahce tertinggal delapan poin dari Galatasaray di liga.
Namun, dia tetap bersemangat bertemu United dan bahkan mengisyaratkan kemungkinan kembali ke Liga Inggris.
Cepat atau lambat United akan sukses. Mudah-mudahan itu segera terjadi sebelum saya kembali ke Liga Inggris dan mereka menjadi rival saya, ujarnya sambil tersenyum.
Mourinho akan menemani Fenerbahce ke Stadion Ulkar Fenerbahce Sukru Sarakoglu melawan Man United pada Jumat (24/10/2024) pukul 02:00 WIB.
Sedangkan bagi Mourinho, meski saat ini United hanya menjadi lawan satu pertandingan, nampaknya ia belum sepenuhnya menyerah pada gagasan Liga Inggris.
(tribunenews.com/TO)