Laporan jurnalis Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Selama menjalani prosedur inseminasi atau IUI (Intra Uterine Insemination), pria harus melakukan beberapa persiapan untuk meningkatkan peluang terjadinya pembuahan.
Dokter Spesialis Andrologi RS Pondok Indah Puri Indah Dr. William, Sp. Dan.
Sebelumnya dijelaskan Dr. William singkatan dari teknologi inseminasi.
“Inseminasi merupakan salah satu bentuk teknologi reproduksi berbantuan. Sperma terpilih disemprotkan ke dalam rongga rahim pada masa subur. Tujuannya untuk memperpendek jarak sperma mencapai sel telur,” ujarnya kepada media. Diskusi di Jakarta, Selasa (19/11/2024)
Dalam proses ini Dr. William mengatakan ada empat hal yang harus dipersiapkan pria agar bisa hamil.
Pertama, mengidentifikasi faktor risiko infertilitas atau gangguan kesuburan pada pasien.
“Setelah itu optimalkan dulu (pengobatan infertilitas). Pakai obat-obatan. (Misalnya) karena hormonnya kurang bagus, maka akan dioptimalkan. Kalau sudah normal, baru bisa dilakukan pembuahan,” jelasnya.
Kedua, ikuti gaya hidup sehat. Belakangan ini banyak sekali penyakit yang muncul akibat pola hidup yang tidak sehat.
Ini termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung dan banyak lagi.
Penyakit ini biasanya dipengaruhi oleh rasa malas melakukan aktivitas fisik dan konsumsi makanan cepat saji atau junk food yang berlebihan.
Beberapa penyakit yang disebutkan di atas, menurut dr William, ternyata bisa memengaruhi sperma.
Oleh karena itu, sebelum melahirkan, sebaiknya pasien menjalani pola hidup sehat terlebih dahulu.
Ketiga, berkembangnya kondisi khusus tertentu seperti gangguan hormonal dan disfungsi ereksi.
Jika kedua masalah tersebut teridentifikasi, jelas dr William, sebaiknya diperbaiki terlebih dahulu sebelum dilakukan prosedur inseminasi.
Misalnya pada disfungsi ereksi. Sperma tidak terhambat, namun sulit mengalir ke dalam rahim.
“Jadi bagaimana sperma bisa disalurkan untuk memperbaiki disfungsi seksual,” kata Dr. William.
Keempat, sebelum pembuahan, pria harus berpantang atau mengeluarkan sperma dalam bentuk apapun.
“Minimal pantang 2-7 hari. Optimal 3-5 hari. Kalau dikeluarkan, di hari konsepsi (air mani) sangat sedikit (keluar) dan tidak terlalu banyak,” tutupnya.