Proses penataan kembali kasus pembunuhan yang dilakukan anggota TNI dalam kasus pembunuhan tersebut diwarnai perasaan korban.
Rekonstruksi yang dilakukan pada Sabtu pagi di KM 45 Tangrang-Marak, terhenti sementara karena tidak mampu beradaptasi dengan keadaan. Informasi tentang anak korban
Putra Ilas, Agam Muhammad terlihat sangat emosional saat melihat ketiga tersangka terlibat dalam pembunuhan ayahnya.
Bayangkan saja ketika saya melihat pembunuh ayah kandung saya. Dan itu dilakukan di depan mata saya, ujarnya.
Pihak keluarga pun meluapkan kemarahannya dengan memaki-maki para pelaku yang membentuk tim penyidik untuk mencegah rekonstruksi yang dilakukan Polisi Militer Angkatan Laut (Puspomal).
Rekonstruksi 36 adegan itu melibatkan saksi dan tiga tersangka yakni Cartu Aa, Stutu Rh, dan Klk B.
Situasi diyakini aman, proses rekonstruksi sesuai keterangan tersangka. Latar belakang kasus-kasus tersebut
Ketika Ilys Abdurrahman menjadi pemilik mobil, pemilik mobil, para penjahat perampok mengejarnya.
Sebelumnya, Ilys dan rekannya menemukan mobil sewaan tersebut di depan Minimaret, kawasan Atseden Km 45, setelah itu dilakukan syuting. Identitas tersangka
Mereka adalah anggota Komando Dua Fraksi (Kapatka) yang diduga TNI Angkatan Laut.
Hasil penyelidikan menunjukkan hanya tiga orang TNI Angkatan Laut yang melakukan penembakan. “Yang syuting itu orangnya,” kata Laksamana Muda Tani Samasta, Kepala Pusapomale.
pistolnya
Salah satu yang paling mencurigakan, Sartu Aa mengambil senjata api saat bergabung.
Laksamana Madya Madya Denih Hendrata, Komandan Kourmada Indonesia mengatakan senjata yang digunakan adalah Daftar Angkatan Darat dan dokumen lengkap.
Agam juga mengungkapkan, sebelum penembakan, ayahnya diancam pihak angkatan laut, Ilyas adalah sindikat pencurian mobil. “Anda langsung menyangkalnya, tapi kesampingkan,” ujarnya.
Pembunuhan Ilyas Abdurrahman yang terkait dengan TNI Angkatan Darat menarik perhatian publik, khususnya terkait penggunaan kekuatan dan proses penegakan hukum.
Proses hukum para tersangka masih berjalan dan Putspomal telah berkoordinasi dengan Polres Bantane untuk mengungkap lebih banyak fakta. Materi ini disusun menggunakan kecerdasan buatan (AI).