Elite PKB Singgung Etika PBNU Soal Rencana Panggil Cak Imin

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menanggapi rencana Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memanggil Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Politisi yang akrab disapa Gus Jazil itu menyinggung etika PBNU terkait rencana tersebut.

Menurutnya, apa yang dilakukan PBNU melanggar etika dan aturan yang telah disetujui NU dan PKB.

Jadi keputusan yang diambil melanggar etika sekaligus aturan. Etika negara, aturan bernegara, serta etika Nahdlatul Ulama dan PKB, kata Gus Jazil dalam keterangannya, Selasa (13/8/2024).

Menurut dia, PBNU tidak berhak memanggil pimpinan PKB Muhaimin Iskandar sebagai upaya pengecekan partai.

Jika PBNU tetap dilanjutkan, Jazilul menyebut langkah tersebut melanggar AD/ART dan menyimpang dari khittah NU.

“(PBNU) tidak berhak (memanggil Cak Imin). Padahal seruan itu melanggar konstitusi, AD/ART NU dan menyimpang dari Khittah NU,” kata Gus Jazil.

Wakil Ketua MPR RI ini pun membeberkan alasan PBNU bertekad melakukan penyesuaian PKB.

Menurut dia, perbaikan seperti itu tidak perlu dilakukan, karena menurutnya PKB sudah bekerja dengan baik khususnya pada pemilu Legislatif 2024 kemarin.

“Apa yang perlu ditingkatkan? Padahal, PKB saat ini sudah luar biasa prestasinya. Yang perlu ditingkatkan menurut saya adalah PBNU hari ini,” tegasnya.

Sekali lagi karena tidak ada hubungan organisasi antara PKB dan PBNU. Jadi ini keputusan yang tidak sah menurut konstitusi partai politik maupun menurut aturan ormas, kata Jazilul.

Seperti diketahui, konflik terbuka antara PBNU dan PKB muncul belakangan ini.

Saat ini PBNU akan memanggil Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin untuk melakukan penilaian terhadap PKB.

Sebab, PBNU menilai ada permasalahan di lingkungan PKB, antara lain adanya sebagian anggota dan mantan Dewan Syuro PKB di daerah yang mengeluhkan kepemimpinan partai saat ini.

Konflik ini terlihat berkali-kali terjadi di depan umum, termasuk pada Pilpres 2024 dan pembentukan Panitia Khusus Haji DPR.

Konflik nyata ini ditandai dengan pernyataan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Gus Yahya beserta jajarannya serta Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan jajarannya di media sosial dan media massa.

Baru-baru ini, PBNU membentuk kelompok yang disebut Panitia Khusus (Pansus) PKB.

Kelompok yang terdiri dari pengurus struktural PBNU itu konon dibentuk untuk mengkaji dan menyelaraskan hubungan PBNU dan PKB hingga saat ini.

Kelompok ini juga mencari informasi dari sejumlah mantan pengurus PKB dan tokoh-tokoh yang terkait dengan PKB.

Sejumlah tokoh pun mengutarakan pendapatnya terkait konflik PBNU dan PKB, salah satunya Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *