TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) tampak tenang saat berjabat tangan dengan Bahlil Lahadali yang dilantik menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
Pada acara pelantikan Menteri ESDM di Istana Negara, Jakarta, Senin (19 Agustus 2024), LBP hanya berjabat tangan sebentar dan tidak berbagi dengan Bahlil.
Saat Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto memberi ucapan selamat kepada Bahlil, Luhut malah bersikap sebaliknya.
Tribunnews.com Ombudsman Airlangga memuji Bahlil usai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Airlanga terlebih dahulu menerima salam Balil lalu berjabat tangan dengannya lalu memberi hormat.
Mereka berdua berjabat tangan dan “cipika-cipiki”. Airlanga dan Balil tampak memberikan komentar singkat saat berjabat tangan.
Posisi Airlanga hampir identik dengan kader kelompok profesi yang saat ini menjabat Plt Ketua Umum Agus Gumiwan Kartasasmita.
Usai pelantikan Jokowi, Balil dan Agus saling memberi hormat.
Saat giliran Agus Gumiwang yang berjabat tangan, Bahlil menyapanya dengan hormat dengan “Tum”.
Agus Gumiwan kemudian membalas hormat Balil.
Pj Presiden bercerita kepada awak media, saat Agus Gumiwan menunjuk dirinya sendiri lalu menunjuk Balil kepada Presiden.
Agus Gumiwan kemudian bertegur sapa dengan Balil sebelum menghadap awak media.
Keduanya kemudian bisa memilih antara ciuman di pipi kanan dan ciuman di pipi kiri atau “cipika-cipiki”. Luhut senang bukan?
Abubakar Solisa, Direktur Eksekutif Kemitraan Politik Indonesia, mengatakan Luhut mungkin belum puas dengan pencapaian Balil saat ini.
Balil yang saat ini menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral juga diperkirakan akan menduduki jabatan Ketua Umum Kelompok Profesi tersebut.
“Saya pribadi tidak bisa menafsirkan ekspresi wajah Pak Luhut terhadap Bahlil Lahadali saat upacara pelantikan di Istana Negara, Senin (19/8/2024), sehingga sulit menafsirkan keadaan emosi Pak Luhut terhadap Bahlil Abubakar kepada Tribunnews.com mengaku puas dengan prestasi Balil selama ini sebagai calon menteri dan ketua umum kelompok profesi.
Abubakar pun menyoroti pernyataan Parker Luhut sebelumnya yang tak ingin diadakan konferensi nasional kelompok profesi.
“Pak Luhut sebagai petinggi partai tidak ingin ada munas, tapi beliau lebih memilih untuk mempercepat munas. Jadi itu hanya makna kata atau kalimatnya saja,” tuturnya. Luhut menolak adakan konferensi nasional
Luhut Binsar Panchaitan meminta kader partai profesional tidak mudah terintimidasi oleh pihak eksternal.
Pengumuman Luhut itu terkait dengan Musyawarah Nasional Kelompok Profesi (Munaslub) dadakan yang muncul mendadak karena beberapa partai politik ingin memajukan munas ke Agustus 2024.
Padahal, Munaslub rencananya akan berlangsung pada Desember 2024.
Airlangga Hartarto memutuskan mundur sebagai Ketua Umum Partai Profesional (Ketum) pada Minggu (11/8/2024) menyusul pemberitaan konferensi nasional.
Diketahui, Airlanga bertemu dengan Luhut, Ketua Dewan Pembina Partai Golongan Profesi, di Jakarta sebelum mengundurkan diri.
Usai pertemuan, Luhut menanyakan komentar Munasrub yang beredar di masyarakat.
Hal itu diungkapkan Luhut dalam video pendek berdurasi 1 menit 48 detik yang direkam di Kantor Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi di Jakarta, Kamis (8 Agustus 2024).
Luhut pun mengaku kaget dengan berlanjutnya perdebatan di Kongres Nasional partai Kelompok Profesi sehingga ia bertanya kepada Erlanger apa salahnya menjadi Ketua Umum Kelompok Profesi.
Luhut mengatakan alasannya karena kinerja Airlangga dan Ketum baik.
“Ada apa dengan Ketua Umum (Partai Profesional) Airan Khatat? Saya berada di kabinet bersamanya dan dia menjalankan tugasnya dengan sangat baik.”
Kompas.id mengutip ucapan Luhut, Jumat (9/8/2024), “Menurut saya, kelompok profesional juga telah mencapai hasil yang cukup baik di bawah kepemimpinannya. Kita harus bersatu dalam kelompok profesional.”
Tak disangka, Luhut menekankan kepada seluruh kader kelompok profesi agar tidak terintimidasi dan terpengaruh oleh partai politik yang ingin segera menggelar rapat klub nasional.
Selain itu, upaya konferensi nasional menyebabkan perpecahan dalam komunitas profesional.
Luhut juga meminta seluruh kader kelompok profesi bersatu dan mendukung Konstitusi/Pasal Partai Kelompok Profesi (AD/ART) dan hasil Kongres Nasional tahun 2019.
“Yang ingin saya sampaikan adalah kelompok profesional tidak boleh dikendalikan oleh asing dan membiarkan kelompok profesional menentukan jalannya sendiri.”
Ditambahkannya: “Kelompok profesi akan mengadakan konferensi nasional sesuai aturan konferensi nasional pada bulan Desember tahun lalu, jadi kita tunggu saja bulan Desember tahun ini.”