Eksportir Ikan Indonesia ke Uni Eropa Cenderung Stagnan, Apa Saja Kendalanya?

Laporan reporter Tribunnews.com Dennis Destriavan

Tribun News.com, Jakarta – Ekspor ikan dan produk perikanan dari India ke Uni Eropa masih menghadapi banyak kendala. Saat ini terdapat 176 perusahaan ekspor yang berpartisipasi di pasar Uni Eropa, namun jumlah tersebut tidak bertambah.

“Kami belum bisa meningkatkan jumlah atau variasi produk yang bisa diekspor ke sana,” kata Kepala Badan Pengawasan Mutu dan Pengawasan Makanan Laut Ishartini, di Jakarta, Selasa (30/7/2024).

Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pasar ekspor ikan dan produk perikanan Indonesia terbesar adalah Amerika Serikat senilai 1,91 miliar dolar atau sekitar 33,9 persen dari total nilai ekspor produk ikan Indonesia. .

Kemudian, China dengan nilai 1,14 miliar dolar atau sekitar 20,2 persen, Jepang dengan nilai 690,70 juta dolar atau 12,3 persen, negara kawasan Asia Selatan sebesar 667,83 juta dolar atau 11,9 persen.

Nilai Uni Eropa sebesar 335,27 juta dolar AS atau 6,0 persen, ujarnya.

Pencegahannya adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk ikan lokal. Sebab, Uni Eropa banyak bicara soal ini.

Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai membangun pemahaman bersama tentang pentingnya penjaminan mutu dengan para pelaku usaha di sektor hulu perikanan hingga hilir pengelolaan.

Termasuk di sektor budidaya perikanan dengan mengusung sertifikat jaminan mutu untuk menjamin produk ikan Indonesia berdaya saing. Hal ini, kata Ishartini, dapat mendorong wisatawan asing untuk meningkatkan izinnya.

“Dengan cara ini volume dan nilai ekspor ke Uni Eropa akan meningkat,” kata Ishartini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *