Laporan reporter Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi melakukan operasi penggalian atau pembongkaran makam anak diduga pengganti di RS Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Kapolres Metro Jakarta Kompol Susatyo Purnomo Condro mengatakan, sampel DNA akan diambil dari tubuh anak tersebut.
Menurutnya, dibutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk mendapatkan hasil tes DNA tersebut.
“Dalam waktu sekitar dua minggu (hasilnya, red.) kita lihat perkembangannya,” kata Susatyo, Selasa (17/12/2024).
Dia tidak merinci sampel apa saja yang diambil dari tubuh anak tersebut.
Mantan Kapolsek Metro Gambir ini menambahkan, hal itu merupakan amanah dokter.
Nanti sama dokternya, profesional, kalau diambil sampelnya sedikit, baru tanya ke dokter, imbuhnya.
Meski jenazah anak tersebut sudah membusuk setelah dikubur berbulan-bulan, polisi memastikan sampel DNA masih bisa diambil.
Susanatyo mengaku mendapat informasi dari dokter yang mengambil sampel tersebut.
– Keterangan dokter, dalam keadaan seperti itu masih bisa diambil sampel dari salah satu bagian tubuh untuk diambil lalu diperiksa DNA-nya, kata Kapolres.
Penggalian melibatkan Polres Metro Jakarta Pusat serta instalasi penyidikan RS Polri Kramat Jati, Puskesmas Polri yang disaksikan orang tua korban dan RSI Cempaka Putih.
Sebelumnya, polisi pernah melakukan penggalian atau pembongkaran kuburan kasus anak yang diduga berubah menjadi anak di Rumah Sakit Islam (RSI) Jakarta Cempaka Putih.
Anak yang diduga saklar itu sebelumnya dimakamkan di TPU Semper, Jakarta Utara.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, penggalian dilakukan untuk kepentingan penyidikan.
“Rencananya besok Selasa, 17 Desember, penyidik akan melakukan penggalian atau penggalian,” ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (16/12/2024).
Jenazah anak tersebut nantinya akan diambil sampel DNA-nya dan kemudian diuji.
Hal ini untuk mengetahui apakah anak tersebut benar-benar tertukar atau tidak.
Langkah yang dilakukan penyidik dan komitmen Polda Metro Jaya adalah mengusut tuntas dan mengusut kejadian ini hingga tuntas, ujarnya.
Menurut dia, saat ini sedang dilakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah kejadian tersebut diduga merupakan tindak pidana atau tidak pada tahap penyidikan. Respon rumah sakit
RS Islam Cempaka Putih telah merilis informasi terkait meninggalnya anak yang diduga berubah tersebut.
Mulai dari penyebab meninggalnya anak hingga dipastikan tidak ada yang salah.
Direktur Jenderal RS Islam Cempaka Putih, Dr. Jack Pradono Handojo menjelaskan, sebelumnya ibu berinisial FS (27) itu melahirkan seorang putra.
Berat badan anak laki-laki 3,015 gram dan panjang 47 cm.
Bayi tersebut tampaknya mengalami gangguan pernafasan atau Respiratory Distress Syndrome (RDS).
Saat itu kondisi anak sedang mengalami gangguan pernapasan sehingga dilakukan CPR oleh dokter anak, kata Jack.
Sayangnya, meski kami sudah menerima bantuan, situasi terus memburuk.
Hal ini menyebabkan dokter membawa anak tersebut ke unit perawatan intensif (NICU) dan memasang ventilator.
“Tim kami terus memantau kondisi anak tersebut. Namun pada 17 September 2024, anak tersebut dinyatakan meninggal dunia, ujarnya.
Jack bersikeras bahwa MR (27), ayah dari anak tersebut, pernah melihat anaknya saat melahirkan dan menemaninya ke ruang NICU.
Ayah pasien memeriksa anaknya, melihat jenis kelamin, berat badan, dan kondisinya, kata Jack.
Kemungkinan bayi-bayi tersebut tergantikan sangat kecil karena hanya satu anak laki-laki yang lahir pada hari itu.
Pihak rumah sakit mengaku sesuai SOP bayi baru lahir tidak ditukar.