Berita Tribun. Hingga akhir Q2 2024, ekosistem UMi telah menyalurkan pinjaman kepada 36,1 juta peminjam sehingga mencapai total portofolio pinjaman sebesar Rp622,3 triliun atau meningkat 7,7 persen year-on-year.
Rinciannya, dari total Rp622,3 triliun tersebut, Rp496,2 triliun disalurkan melalui kredit mikro BRI, Rp77 triliun disalurkan Pedagion, dan sisanya Rp49,2 triliun disalurkan PNM.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan, kunci pengembangan ekosistem UMi tidak lepas dari alokasi kredit selektif (selective development). “BRI akan memperkuat posisinya di usaha mikro dengan pendekatan ekosistem dan strategi ‘pemberdayaan didahulukan sebelum keuangan’,” kata Supari.
Supari juga mengatakan BRI akan fokus pada dominasi pembayaran mikro dengan menciptakan ekosistem berbasis pemberdayaan. Selain itu diharapkan dapat meningkatkan akumulasi tabungan secara umum dan juga meningkatkan kedalaman inklusi keuangan yang berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat, ujarnya.
Sebelumnya pada Selasa (30/07), Menteri BMN Eric Thoheer terus mendorong kinerja dunia usaha penyaluran ultra microfinance, meski situasi perekonomian global sedang bergejolak dan daya beli masyarakat menurun.
Eric Thohir mengenang pentingnya peran UMKM bagi stabilitas keuangan pada saat krisis keuangan tahun 1998 “Ketika daya beli masyarakat menurun atau UMKM melemah, maka baik pemerintah maupun BUMN tidak boleh meninggalkannya”.
Ditegaskannya, BUMN memiliki indikator kinerja utama yang mencakup kontribusi terhadap kebijakan fiskal melalui pajak dan dividen, serta perannya sebagai agen perubahan yang mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan.
“Kita perlu melindungi kelas menengah, mendorong usaha kecil menjadi besar dan usaha besar menjadi pemain global,” imbuhnya. (*)