Jurnalis Tribunnews.com Nitis Gavaroh melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perekonomian Indonesia mengalami deflasi bulanan atau bulanan (MtM) sebesar 0,03 persen pada Mei 2024.
Direktur Operasional Bulanan BPS Amalia A. Widyasanti mengatakan terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2024 menjadi 106,37 pada Mei 2024 untuk bulanan MtM April 106,40. Deflasi ini pertama kali terjadi pada tahun 2024.
Deflasi pada Mei 2024 merupakan deflasi pertama sejak deflasi terakhir pada Agustus 2023, kata Amalia dalam rilis BPS, Senin (3/6/2024).
Pada bulan Mei, beras menyumbang deflasi sebesar 0,15 persen, daging ayam segar sebesar 0,03 persen, ikan segar sebesar 0,02 persen, dan cabai rawit sebesar 0,02 persen.
“Jika dicermati, deflasi pada bulan Mei terutama disebabkan oleh komoditas beras. Pada Mei 2024, beras kembali mengalami deflasi sebesar 3,59 persen dengan kontribusi deflasi sebesar 0,15 persen,” kata Amalia.
Kelompok lain yang menyumbang deflasi pada Mei 2024 adalah sektor transportasi, kata Amalia.
Berdasarkan data BPS, berbagai sektor angkutan yang menyumbang deflasi adalah tarif angkutan antar kota sebesar 0,03 persen, tarif angkutan udara sebesar 0,02 persen, dan tarif kereta api sebesar 0,01 persen.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya pasca Idul Fitri, pada Mei 2024 perusahaan pelayaran kembali terdampak penurunan harga setelah mengalami kenaikan harga pada Idul Fitri bulan lalu.”
Menurut Amalia, sektor transportasi akan menjadi penyumbang deflasi terbesar kedua pada Mei 2024, didorong oleh penurunan tarif angkutan jarak jauh, disusul tarif dan tarif angkutan udara.
“Pada Mei 2024, belanja angkutan antarkota dan kereta api mengalami deflasi terdalam sejak Januari 2021,” jelas Amalia.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan deflasi bulanan terbesar adalah kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,29 persen. Kedua kelompok memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,08 persen.