Laporan reporter Tribunnews.com Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah mengambil langkah mendesak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga inflasi.
Melihat sektor digital, pertumbuhan sektor ini akan baik hingga tahun 2024.
Menurut laporan e-Conomy SEA 2024 yang disusun oleh Google, Temasek dan Bain & Company, perusahaan teknologi terbesar di Indonesia berlokasi strategis di kota-kota kecil.
Upaya ini merupakan langkah untuk menarik talenta-talenta baru dan mengembangkan perekonomian lokal.
Berdasarkan catatan tersebut, ekonomi digital Indonesia pada tahun 2024 akan mencapai $90 miliar dolar atau dengan kurs saat ini terhadap gross merchandise value (GMV) yang setara dengan Rp 1.420 triliun.
Aadarsh Baijal, partner di Bain & Company, mengatakan bahwa ekonomi digital di Asia Tenggara berkembang pesat, dengan pertumbuhan dua digit dalam GMV dan pendapatan, sementara keuntungan dan industri berbeda.
“Indonesia memainkan peran penting dalam mendorong perkembangan ini sebagai ekonomi digital terbesar di kawasan ini, dan kami percaya bahwa GMV pada tahun 2030 akan didorong oleh pertumbuhan e-commerce dan perjalanan internet, khususnya di kawasan ini.” kata Baijal saat jumpa pers di kantor pusat Google di Jakarta, Rabu (13/11/2024).
Berbagai aspek industri digital mendukung pencapaian GMV Indonesia. Dengan Layanan Keuangan Digital (DFS) dan perjalanan online, sistem diterapkan untuk memastikan kelangsungan bisnis.
Kesepakatannya berkisar dari menaikkan gaji dan memperluas ke pasar baru hingga memajukan teknologi AI.
Perjalanan online merupakan sektor bisnis digital dengan pertumbuhan tercepat di GMV sebesar 24 persen dibandingkan sektor lainnya. Diperkirakan GMV perusahaan ini mencapai $9 miliar atau Rp 142 triliun pada tahun 2024.
Terus bepergian ke luar negeri. Ketika masyarakat Indonesia memanfaatkan peluang perjalanan internasional, belanja perjalanan internasional telah meningkat 400 persen sejak tahun 2020, namun Asia Tenggara masih menyumbang 51 persen dari belanja perjalanan internasional.
Layanan keuangan digital berkembang pesat. Pada tahun 2024, pembayaran digital diperkirakan akan tumbuh sebesar 19 persen dan mencapai nilai transaksi bruto (GTV) sebesar US$404 miliar, menjadikan sektor ini sebagai pasar pembayaran digital terbesar di Asia Tenggara.
Pada saat yang sama, layanan kredit digital, yang hampir seperti pembayaran digital, diperkirakan akan mencapai GMV sebesar $9 miliar pada tahun 2024.
Baijal mengatakan bahwa operasi mata uang digital terus berkembang meskipun ada kerangka peraturan yang ketat.
“Meningkatnya kelas menengah, terutama selama pandemi, dan kebutuhan akan pengelolaan keuangan yang lebih baik akan mendorong permintaan terhadap produk dan layanan di sektor-sektor tersebut,” kata Baijal.
Peralihan ke pengiriman online akan meningkatkan GMV dari $2 miliar pada tahun 2023 menjadi $3 miliar pada tahun 2024.
Hal ini dilakukan melalui kebangkitan permintaan perjalanan harian dan internasional, adopsi dan masuknya komunitas kecil, dan periklanan agresif oleh operator baru untuk menarik lebih banyak pelanggan.
Karena peningkatan jumlah konsumen dan perluasan bisnis pengiriman di kota-kota kecil dan desa, GMV makanan akan mencapai 6 miliar USD pada tahun 2024, dari 5 miliar USD pada tahun 2023.
Iklan online di Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil, namun pangsa pasarnya di ekonomi digital masih kecil.
GMV diperkirakan akan tumbuh 12 persen dari $7 miliar pada tahun 2023 menjadi $8 miliar pada tahun 2024 karena meningkatnya permintaan akan konten digital, game, dan layanan streaming.