Laporan reporter Tribune.com Eko Sutrijanto
Tribune News.com, Jakarta – Ekonom Senior Joshua Pardede Daya Anagata Nusantara (Danatara) mengatakan usulan pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) diputuskan setelah melalui penelitian mendalam dan diharapkan menjadi Temasek Indonesia.
Temasek adalah perusahaan milik negara yang dimiliki oleh pemerintah Singapura.
Yoshua kepada wartawan, Jumat (15/11/2024) “Dhanantara dapat mengembangkan aset BUMN secara efektif dan efisien untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen yang ditargetkan Presiden Prabowo.”
Dhanantara bisa inovatif dan inovatif dalam mengemas proyek-proyek pemerintah untuk menarik investasi asing yang signifikan, terutama program swasembada pangan dan energi yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo.
Karena kekayaannya besar, modalnya besar. Jadi tahu apa yang harus dilakukan,” kata ekonom Permata Bank itu.
Dhanantara diyakini berada di tiang gas setelah Presiden Prabowo Subianto kembali dari kunjungan luar negerinya.
Dia menilai, mundurnya tanggal pembukaan Dhanantara yang seharusnya Kamis (7/11/2024) lalu, hanya karena Presiden sedang berada di luar negeri dan bukan untuk mengulur waktu.
“Karena aset Presiden banyak, maka perlu menunggu beliau kembali dari luar negeri. Oleh karena itu, bukan soal berhenti tepat waktu,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Muliaman menunjuk Darmansia Haddad sebagai Kepala BP Danatara. Badan ini mengelola aset jumbo senilai $600 miliar atau setara Rp 9,409 triliun.
Dhanantara mengawasi investasi pemerintah di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (BPRS).
Badan yang disebut-sebut merupakan super holding BUMN ini akan menjadi lembaga investasi internasional seperti Temasek yang berbasis di Singapura. Kepala BP Dhananthara Mulliyaman D Haddad.
BP Investasi Dhanantara dijadwalkan diluncurkan pada 7 November 2024. Namun rencana tersebut gagal karena peluncuran terakhir akan dilakukan setelah Prabowo kembali dari perjalanan 16 hari ke luar negeri.
Ada tujuh BUMN yang dikelola BP Investasi Danantara, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT PLN (Persero).
Kemudian PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dan perusahaan pertambangan pelat merah MIND dengan ID.
Selain ketujuh BUMN tersebut, Otoritas Investasi Indonesia (INA) akan dilebur ke dalam BP Investasi Danantara. Tujuan didirikannya Dhanantara
Dhanantara akan menjadi lembaga pengelola investasi terbesar di Indonesia dengan anggaran lebih besar dari pemerintah. Tujuan didirikannya adalah untuk memudahkan pengelolaan dana negara secara lebih luas dan terkoordinasi dengan baik.
Berdasarkan dokumen profil investasi BP Dhanantara yang dikutip Kompas.com, Dhanantara bertekad mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkualitas dalam 5 tahun ke depan.
Dannathara juga diharapkan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya tersebut untuk mendukung tujuan dan program pemerintah dengan mengkonsolidasikan aset-aset berharga dan mengoptimalkan aset-aset pemerintah.