Ekonom Beri Catatan RAPBN 2025: Ada Kemungkinan Subsidi BBM Dikurangi, Harga Naik?

Reporter Tribune News, Dennis Destrevan melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ekonom Center for Economic and Law Studies (Celios) Nilul Huda memaparkan catatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

Menurut HUDA, secara umum RAPBN tahun 2025 disusun untuk mengakomodasi program-program pemerintah yang akan datang, seperti program pangan bergizi gratis dan ketahanan pangan.

Saat dihubungi, Sabtu (17/8/2024), Hooda mengatakan, “Saya punya beberapa catatan terkait pembacaan RAPBN 2025.”

HUDA menilai pertumbuhan ekonomi ditargetkan pada level yang sangat moderat yaitu 5,2 persen, dengan kemungkinan tidak mencapai target pertumbuhan ekonomi 2024.

Menurut HUDA, pada masa pemerintahan Jokowi, target pertumbuhan ekonomi hanya tercapai satu kali pada tahun 2022. Sisanya gagal dicapai.

Apalagi jika melihat janji Jokowi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen, pencapaiannya hanya 5 persen. Bagi Prabowo, sulit untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, kata Hooda.

Kemudian, kata HUDA, Dana Pendidikan sebesar 20 persen dari belanja pemerintah sesuai belanja wajib. Bahkan, kebutuhan belanja pendidikan meningkat karena masuk dalam program pangan gratis bergizi yang anggarannya mencapai Rp71 triliun.

HUDA mengatakan, “Angka ini sudah mencapai 10 persen belanja pendidikan. Belum lagi pemerintah yang fokus memperbaiki gedung sekolah yang bobrok, seharusnya membutuhkan dana lebih besar.” ujar HUDA.

Lebih lanjut, Hoda menyoroti belanja infrastruktur yang berkurang meski ada pendanaan untuk Ibu Kota Negara Republik Indonesia (IKN), artinya ada proyek infrastruktur pemerintahan Jokowi yang masuk akal.

“Hal ini sejalan dengan komitmen Prabhu yang menggunakan APBN untuk fokus pada pangan dan pengembangan sumber daya manusia,” kata Hooda. ujar Huda.

Di sisi lain, kata HUDA, mereka menyoroti minimnya pernyataan terkait anggaran subsidi, khususnya subsidi BBM atau listrik.

“Yang ada hanyalah informasi menjaga daya beli masyarakat, salah satunya pemberian subsidi. Pembahasan subsidi ada pada pembahasan rincian anggaran. Ada kemungkinan subsidi BBM dikurangi.” .

Penerimaan pajak diperkirakan hanya sebesar pertumbuhan alami yaitu pertumbuhan ekonomi dan inflasi (7,8 persen).

HUDA mengatakan, “Artinya, selama target tahun ini tercapai, tidak perlu banyak upaya di bidang perpajakan, artinya pertumbuhan penerimaan pajak bisa lebih dari 7,8 persen.” ujar HUDA.

Defisit anggaran sebagai persentase terhadap PDB meningkat dari 2,29 menjadi 2,53 persen, yang menunjukkan bahwa terdapat ruang yang luas bagi pemerintahan baru untuk menyerap lebih banyak utang pada anggaran tahun depan. Hal ini harus diatasi dengan hati-hati agar porsi utang terhadap PDB tidak meningkat, kata HUDA.

Hooda mengatakan, “Saya berharap RAPBN berbicara secara transparan tanpa menyembunyikan apa pun. Selain pembangunan fisik di sekolah dan pemberian gizi kepada siswa, kesejahteraan tenaga pengajar juga akan diperhatikan.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *