Edukasi Perencanaan Keuangan Lebih Diterima Masyarakat Ketimbang Program Tapera

Laporan jurnalis Tribunnews.com Rainas Abdila

TribuneNews.com, Jakarta – Rencana tabungan wajib BP Tapera untuk perumahan melalui iuran yang memungut 0,25 persen gaji pegawai setiap bulannya mendapat tentangan tidak hanya dari unsur serikat pekerja, tetapi juga pekerja kantoran. Yang sudah punya rumah sendiri.

Asosiasi dunia usaha yang tergabung dalam Apindo juga menyatakan ketidaksetujuannya.

Mereka berpendapat bahwa keharusan membayar iuran bulanan untuk program Tapera hanyalah sebuah beban tambahan bagi pekerja muda yang tertantang oleh tingginya biaya hidup.

CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan, tantangan yang dihadapi generasi milenial dan Gen Z sangat kompleks, mulai dari harga properti yang terus meningkat, hingga menghadapi utang dan tingginya biaya hidup.

Menurutnya, edukasi perencanaan keuangan jangka panjang akan lebih efektif dalam meningkatkan kepemilikan rumah dan lebih diterima masyarakat.

“Edukasi finansial yang baik kepada generasi muda dapat menanamkan kebiasaan finansial yang baik sejak dini karena tidak hanya membantu mereka membeli rumah pertama, tetapi juga menanamkan disiplin finansial yang bermanfaat bagi masa depan mereka,” kata Johanna saat dihubungi, Jumat. (14) /6/2024).

Perencanaan keuangan dapat membantu generasi milenial dan Gen Z menetapkan prioritas dan tujuan hidup yang jelas, termasuk ketika mereka memutuskan untuk membeli rumah.

Hal pertama yang harus dilakukan setelah mengetahui perkiraan biaya rumah impian Anda adalah menentukan tujuan tabungan Anda dan menghitung berapa banyak pendapatan bulanan yang perlu Anda sisihkan untuk menutupi pembayaran rumah Anda.

Anda juga perlu mempertimbangkan faktor kenaikan harga rumah setiap tahunnya, sehingga Anda perlu menghitung kemungkinan kenaikan harga rumah idaman Anda di tahun-tahun mendatang.

Sebelum Anda memutuskan menabung untuk rumah idaman, ada baiknya lunasi dulu utang-utang dan kredit lainnya agar beban pengelolaan keuangan berkurang.

“Salah satu kunci perencanaan jangka panjang adalah kedisiplinan. Gaya hidup konsumeris yang menghabiskan uang di luar kebutuhan pokok tentu dapat menyulitkan dalam menjaga perencanaan keuangan jangka panjang,” ujarnya.

Selain menabung dari penghasilan utama, mulailah mempelajari alat investasi yang dapat menghasilkan penghasilan tambahan untuk mempercepat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dan selain itu, Anda juga bisa mempertimbangkan untuk mencari penghasilan tambahan melalui pekerjaan sampingan.

Di era digital ini, teknologi berperan penting dalam perencanaan keuangan.

Aplikasi perencanaan keuangan dan pengelolaan anggaran dapat membantu Anda mengontrol pengeluaran dan memantau tabungan dengan lebih efisien, karena aplikasi pengelolaan anggaran dapat mencatat seluruh pengeluaran dan pendapatan serta memberikan gambaran lengkap tentang kesehatan keuangan.

Oleh karena itu, generasi Milenial dan Gen Z dapat memperoleh manfaat dari aplikasi tabungan dan investasi yang menawarkan berbagai instrumen investasi seperti reksa dana, saham, dan obligasi, yang dapat dipilih sesuai dengan profil risikonya, selain meningkatkan nilai tabungan, berinvestasi secara rutin, dan mempercepat tujuan. untuk membeli rumah.

Saat ini, banyak bank dan lembaga keuangan menawarkan kalkulator kredit di situs web mereka, yang memungkinkan generasi milenial dan Gen Z memasukkan skenario pembayaran dan bunga yang berbeda dan mendapatkan gambaran tentang berapa banyak mereka akan membayar setiap bulan.

Berdasarkan data Kementerian PUPR pada tahun 2019, terdapat 81 juta penduduk generasi milenial di Indonesia yang tercatat sebagai tuna wisma.

Faktor utama yang berkontribusi terhadap rendahnya tingkat kepemilikan rumah di kalangan generasi muda adalah kenaikan harga real estat dan pendapatan yang tidak mencukupi untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman rumah, sebagaimana dicatat oleh Bank Indonesia, indeks harga properti residensial kedua. seperempat 2024 tumbuh sebesar 1,92 persen per tahun (year-on-year).

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa generasi milenial dan Gen Z akan semakin kesulitan dalam membeli rumah di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *