TRIBUNNEWS.COM – Meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter membuat jabatan kepresidenan Iran kini kosong.
Posisi Presiden Iran kemungkinan besar adalah Wakil Presiden Iran, Mohammad Mokhber.
Mokhber diperkirakan akan mengambil alih jabatan presiden Iran di tengah rencana pemilihan umum awal, Hurriyet melaporkan.
Aturan tersebut tertulis dalam konstitusi Iran, yang menyatakan bahwa wakil presiden pertama akan mengambil alih kekuasaan “jika presiden meninggal, diberhentikan, mengundurkan diri, tidak hadir atau sakit selama lebih dari dua bulan.”
Raisi dikabarkan tewas pada Minggu (19/5/2024) bersama Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dan pejabat lainnya, dalam kecelakaan helikopter di Jolfa, wilayah perbatasan tanah Azerbaijan.
Diketahui, akhir masa jabatan Raisi sebagai presiden pertama sudah dekat.
Penunjukan sementara Mokhber memerlukan persetujuan dari pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang memiliki keputusan akhir atas semua urusan pemerintahan.
Menurut konstitusi, pemilihan presiden akan diadakan dalam waktu 50 hari untuk memilih pengganti tetap.
Sebuah dewan yang terdiri dari ketua Majelis Nasional, ketua pengadilan dan wakil presiden akan bertugas mengatur pemungutan suara nasional.
Mokhber, 68, diangkat menjadi wakil presiden saat Raisi menjabat pada Agustus 2021.
Wakil presiden tersebut lahir di kota Dezful, di provinsi barat daya Khuzestan, di mana ia memegang beberapa posisi resmi.
Selama beberapa tahun mulai tahun 2007, Mokhber mengepalai Perintah Eksekusi Imam Khomeini, sebuah organisasi pemerintah yang bertugas mengelola aset yang disita setelah revolusi Islam tahun 1979.
Yayasan yang didirikan pada tahun 1980-an ini telah menjadi organisasi ekonomi besar negara selama bertahun-tahun dengan kepentingan di berbagai bidang.
Rakyat Iran telah mengadakan pemilihan presiden setiap empat tahun sejak pemilihan umum pertama di republik Islam tersebut pada tahun 1980an.
Konstitusi menetapkan dua masa jabatan presiden Iran.
Tidak ada kantor perdana menteri di Iran, dan presiden – dibantu oleh beberapa wakil presiden – bertanggung jawab untuk menunjuk dan memimpin kabinet. Helikopter Ebrahim Raisi jatuh
Diketahui, Kantor Berita Mehr Iran memberitakan kematian Presiden Iran, Ebrahim Raisi, dan beberapa pejabat pada Minggu (19/5/2024). Gambar bangkai helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian beredar di media sosial. Hanya bagian ekor pesawat yang berwarna biru yang tersisa, namun sisanya tampak seperti puing-puing pesawat yang hancur. (Foto X/@HoyPalestina)
Pejabat lain selain Raisi adalah Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian; Gubernur Provinsi Azerbaijan Timur, Malek Rahmati; Ayatollah Mohammad Ali Ale-Hashem, wakil pimpinan Revolusi Islam untuk provinsi Azarbaijan Timur; dan banyak orang lainnya.
Sebelumnya, ketua Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran (IRCS) mengatakan tidak ada yang selamat di lokasi jatuhnya helikopter di wilayah Varzaqan di provinsi Azerbaijan Timur, Iran.
“Tidak ditemukan jejak korban selamat setelah menemukan lokasi jatuhnya helikopter,” kata Pir-Hossein Kolivand, Senin pagi (20/5/2024), dalam wawancara dengan Tasnim.
Ia mengatakan sebelumnya, saat ini tim penyelamat belum bisa menentukan lokasi helikopter tersebut karena tim sudah menuju lokasi tersebut.
Kemarin, lokasi kecelakaan yang melibatkan Presiden Ebrahim Raisi dan para pejabat tinggi ditemukan setelah berjam-jam melakukan pencarian di wilayah pegunungan provinsi Azerbaijan Timur.
Pusat Manajemen Darurat Nasional Bulan Sabit Merah mengumumkan bahwa tim penyelamat telah bergerak ke dua titik sensitif yang diidentifikasi oleh drone Turki.
“Tim penyelamat Bulan Sabit Merah sedang bergerak menuju kemungkinan lokasi pendaratan helikopter,” katanya.
Saat dilakukan pencarian, tim penyelamat mengaku belum bisa memastikan nasib penumpang helikopter tersebut.
Pagi ini, televisi Iran memberitakan tidak ada tanda-tanda kehidupan di reruntuhan helikopter milik Presiden Iran Ebrahim Raisi.
Sebelumnya, Presiden Raisi kembali ke Iran bersama Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dan sejumlah orang lainnya untuk menghadiri upacara peresmian bendungan di perbatasan Iran dengan Republik Azerbaijan saat bencana terjadi.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Yunita Rahmayanti)