DW Goes to Campus: Perangi Disinformasi bareng Mahasiswa UGM

Berdasarkan data yang dilansir DataReportal pada awal tahun 2024, lebih dari 185 juta masyarakat Indonesia menggunakan Internet, dan 75 persen di antaranya adalah pengguna media sosial. Populasi ini terdiri dari generasi muda berusia 18-34 tahun. Penggunaan internet dan media sosial hendaknya dibarengi dengan kemampuan mengecek sumber dan fakta banyaknya informasi yang diterima.

Sejalan dengan itu, DW Goes to Campus (DWGC) tahun 2024 ini mengusung tajuk “Bersama Melawan Misinformasi”. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan literasi media generasi muda Indonesia sebagai pengguna aktif internet dan media sosial.

Bekerja sama dengan 10 guru komunikasi dari beberapa universitas di Yogyakarta, DW Indonesia meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya pemahaman literasi media dengan melaksanakan pelatihan Literasi Media dan Informasi (MIL).

Kita semua tahu betapa luasnya kebohongan. Karena saya sendiri punya anak remaja, jadi mereka tidak cepat berbagi informasi tanpa mengetahui kebenarannya, kata presiden Vidi Legove-Zipperer. Redaksi DW Indonesia, berbicara di hadapan sejumlah mahasiswa MIL yang kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, China (07/11).

Niaravi Ahmad, Ketua Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, juga mengatakan, sebagai generasi yang bisa membaca, penting untuk memiliki ilmu untuk menciptakan rasa perlawanan terhadap informasi yang beredar. media “Berawal dari rasa ragu, akan timbul keinginan kuat untuk mengecek kebenaran informasi yang kita peroleh. Serta mencegah kecerobohan dalam menyebarkan berita bohong,” jelas Niaravi.

Menghadirkan kesamaan pandangan antara praktisi dan mahasiswa mengenai pendidikan MIL menjadi hal unik pada acara DWGC ke-3 ini, tidak hanya dari UGM, DW Indonesia juga mengundang 10 orang pendidik komunikasi dari UII, UNY, UAD, Universitas Atma Jaya dan Universitas Mercu Buana. Yogyakarta

Sepuluh pelatih komunikasi yang mengikuti DWGC juga mengikuti program “Training for Trainers” (ToT) untuk berbagi pandangannya kepada wartawan DW Indonesia pada Rabu (11/06).

Popong Arifin, dosen komunikasi dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta, mengatakan pertukaran ini penting untuk mengetahui kebenaran penyebaran informasi saat ini dan apa yang perlu diketahui mahasiswa tentang literasi media. Di kamp kami diajari teori tentang lokasi dan penyebaran informasi melalui berbagai platform, namun kini ternyata kebenarannya lebih sulit. Itu terjadi di lapangan.”

Sekitar 90 mahasiswa dari beberapa universitas mengikuti pelatihan dan perkuliahan DWGC. Untungnya, pada acara tersebut, para siswa tingkat atas berbagi ide mereka dengan dua mentor, seorang guru dan seorang reporter DW untuk membahas literasi dan jurnalisme.

Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 7 sampai 9 orang. Artikel ini dibagi menjadi tiga bagian berbeda dengan topik pembahasan status pengetahuan, dampak penipuan di era media digital, dan proses pengecekan fakta.

Diskusinya berlangsung seru, tidak hanya searah dari guru ke siswa seperti yang diajarkan oleh siswa, tetapi juga para siswa banyak memaparkan apa yang mereka alami dan lihat di media sosial. Adi, salah satu mahasiswa peserta proyek ini mengatakan: Oleh karena itu, kemampuan generasi muda kita dalam menerima informasi dan mengolahnya menjadi dasar bagaimana kita dapat mempublikasikan informasi yang dapat dipercaya dan dapat diedit sehingga laporan yang diterbitkan juga dapat dipercaya. . pelatihan MIL.

Memahami kebutuhan dan dinamika perkembangan media saat ini, Vidy sepakat bahwa kehadiran DWGC akan menyadarkan generasi muda akan pentingnya literasi media dalam memerangi kebohongan yang tersebar luas.

Selaku redaktur DW Indonesia, Widi berharap road show DWGC dapat terus berlanjut. Ia juga berharap DWGC kedepannya bisa fokus pada universitas-universitas di wilayah lain di Indonesia.

“Kami memulai DW Goes to Campus pada tahun 2022, pada tahun pertama dan kedua kami bekerja sama dengan kampus-kampus di sekitar Jakarta. Pada tahun ketiga kami sangat senang bisa bekerja sama dengan UGM, kedepannya kami berharap dapat mulai merambah ke kampus-kampus diluar .Jawa, jadi kita tunggu saja.” dia menjelaskan.

DWGC 2024 menggandeng Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (Dikom UGM) sebagai sponsor DW Indonesia. Program ini juga didukung oleh DW Akademie dan Kementerian Luar Negeri Federal Jerman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *