Dunia Internasional Telah Memboikot Perusahaan Israel, Dampaknya Terasa, Begini Kata Bankir Israel

Boikot ekonomi di Israel sudah terasa, dan para investor menarik uang mereka dari perekonomian Israel.

TRIBUNNNEWS.COM- Boikot ekonomi terhadap Israel ‘sudah terjadi’ dan sudah terasa. 

Menurut seorang pejabat senior bank Israel, investor asing memandang perusahaan-perusahaan Israel sebagai ‘liar’ (negara yang dianggap marginal dalam komunitas internasional).

Seorang pejabat senior bank Israel mengatakan perang yang terjadi saat ini di Gaza mendorong investor untuk menarik uang dari perekonomian Israel, Yadiot Ahronoth melaporkan pada 3 Juni.

Pejabat tersebut mengatakan jumlahnya mencapai miliaran syikal dan mencatat adanya penurunan signifikan dalam pembelian obligasi Israel, sebuah fenomena yang belum pernah dia lihat selama bertahun-tahun.

“Kita sudah tidak bisa bertahan secara ekonomi, hampir liar di beberapa wilayah. Banyak perusahaan sekarang berada dalam risiko karena badan-badan internasional telah memberlakukan boikot informal terhadap perusahaan-perusahaan dan pabrik-pabrik Israel, sehingga menghindari investasi di sini,” katanya.

Meskipun Israel telah menjadi sasaran kampanye abolisionis karena terus menduduki Tepi Barat, pembangunan pemukiman ilegal Yahudi di tanah Palestina yang dicuri, dan pelanggaran hak asasi manusia, perang yang sedang berlangsung di Gaza semakin merusak reputasi internasional Israel.

Lebih dari 14.000 anak dibunuh oleh pasukan Israel dalam sebuah kampanye yang secara luas dianggap sebagai genosida.

Ketidakpastian mengenai berapa lama perang akan berlangsung juga menjadi kekhawatiran investor.

Serangan terhadap Gaza kini memasuki bulan kedelapan, dan sejauh ini hanya ada sedikit keberhasilan dalam mengalahkan Hamas.

Eksekutif bank tersebut menekankan, “Pemerintah harus segera menyiapkan rencana darurat untuk menyelamatkan entitas bisnis dari situasi yang dapat menimbulkan ancaman nyata terhadap stabilitas ekonomi Israel.

Di masa perang, kita memerlukan strategi untuk melindungi dan mempertahankan perusahaan ekonomi terbesar serta usaha kecil Israel, tidak hanya untuk menyingkirkan orang-orang penting seperti Sinwar.

Ketua Otoritas Sekuritas Sefi Singer juga menyatakan keprihatinannya dan berkata:

“Terjadi penurunan investasi asing di Israel bahkan sebelum perang. Perang mempercepat tren ini. Sejak awal perang, investor asing telah menarik lebih dari 34 miliar shekel dari pasar saham Israel – 8 miliar dari saham, 14 miliar dari obligasi pemerintah, dan 6 miliar dari pinjaman jangka pendek. Dari pinjaman berjangka, sekitar 5 miliar, investor institusional Israel mengambil bagian besar dari beban ini.

(Sumber: Buaian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *