TRIBUNNEWS.COM – Presiden Iran Massoud Pezheshkian berjanji akan terus mendukung Lebanon melawan Israel.
Salah satu bentuk dukungan Pazeshkian di Lebanon adalah mengunjungi korban ledakan.
Pada Jumat (20/9/2024), Pezeshkian terlihat mengunjungi korban serangan elektronik Israel di Lebanon, bersama Duta Besar Lebanon untuk Teheran, Hassan Abbas, seperti dikutip Al Mayadi.
Dalam kunjungan tersebut, Abbas memuji dukungan Republik Islam Iran terhadap Lebanon.
Selain itu, Iran juga berjanji akan membantu perawatan para korban ledakan.
Pada Kamis (19/9/2024), Bulan Sabit Merah Iran mengumumkan bahwa 95 warga sipil Lebanon yang terluka akibat serangan Israel telah dibawa ke Iran untuk mendapatkan perawatan.
Tim bantuan medis Iran juga diberangkatkan ke Lebanon pada Rabu (18/9/2024) pagi waktu setempat.
Sebanyak 12 dokter umum dan spesialis serta 12 perawat dan pekerja bantuan asal Iran dikerahkan ke Lebanon untuk membantu merawat para korban luka. Pazeshkian: Israel haus darah
Masoud Pezheshkian juga mengkritik Israel dalam pidatonya di hadapan angkatan bersenjata Iran di Teheran.
Ia berjanji, persatuan berbagai proksi akan mampu mengalahkan Israel yang haus darah.
“Dengan persatuan ini, kita dapat mengekang Israel yang rakus, haus darah, dan kriminal yang tidak menunjukkan belas kasihan kepada perempuan, laki-laki, dan anak-anak,” kata Pazeshkian, seperti dikutip Al Jazeera.
Menurut Pazeshkian, Israel jelas akan mendapat hukuman setimpal dari Lebanon.
Jadi Israel hanya perlu menunggu hukuman untuk menghancurkan mereka.
“Israel pasti akan dihukum secara adil,” kata Pazeshkian seperti dikutip Al Mayadeen.
Ledakan pada Selasa (17/9/2024) dan Rabu (18/9/2024) menewaskan 37 orang dan melukai lebih dari 2.900 orang, termasuk 287 orang dalam kondisi kritis.
Pezeshkian pun menyampaikan belasungkawa kepada masyarakat Lebanon.
“Kami menyampaikan belasungkawa dan simpati kami yang terdalam kepada rakyat Lebanon yang terkasih atas kemartiran dan cederanya ribuan warga sipil Lebanon akibat teror massal berbahaya yang dilakukan oleh rezim Zionis dengan meledakkan perangkat komunikasi antara warga sipil dan warga sipil lainnya tanpa pandang bulu,” kata Pazeshkian. Dikatakan oleh X.
Pemerintah Iran mengutuk ledakan tersebut dan berjanji terus memberikan dukungan kepada Lebanon.
“Republik Islam Iran mengutuk kejahatan keji yang menargetkan warga Lebanon dan menekankan dukungannya terhadap pemerintah dan rakyat Lebanon,” jelasnya.
Ia juga meminta komunitas internasional untuk mendukung Lebanon.
“Kami menyerukan organisasi internasional untuk menerima tanggung jawab mereka,” tambahnya. Pager dan walkie-talkie yang mudah meledak
Lebanon telah mengalami serangkaian ledakan peralatan komunikasi mulai dari pager hingga walkie-talkie.
Gelombang pertama, pager Hizbullah diledakkan secara serentak pada Selasa (17/9/2024).
Ledakan terjadi sekitar pukul 16.45 waktu setempat.
Ledakan itu berlangsung sekitar satu jam, mengutip Al Jazeera.
Pager yang terlibat dalam ledakan tersebut adalah bagian dari pengiriman 1.000 perangkat yang baru-baru ini diimpor oleh grup tersebut, yang ternyata telah dirusak oleh eksportir.
Kemudian ledakan kedua terjadi tepat keesokan harinya, yakni Rabu (18/9/2024).
Ledakan kembali terjadi di Beirut dan beberapa wilayah Lebanon.
Ledakan tersebut disebabkan oleh ledakan walkie-talkie dan peralatan tenaga surya secara bersamaan.
Kementerian Komunikasi Lebanon mengatakan walkie-talkie yang meledak pada hari Rabu adalah model yang ditinggalkan.
Sebanyak 37 orang tewas dalam ledakan pager dan walkie-talkie.
Jumlah korban luka mencapai lebih dari 3.250 orang.
Pager adalah perangkat komunikasi kecil yang biasa digunakan sebelum telepon seluler tersebar luas.
Perangkat menampilkan pesan teks singkat kepada pengguna, yang dikirimkan ke telepon oleh operator pusat.
(Tribunnews.com/Farah putri)
Artikel terkait lainnya Masoud Pazeshkian, Lebanon dan Israel