Duka Anies Baswedan, Mahfud MD hingga Arie Kriting dengar Kabar Ekonom Faisal Basri Meninggal Dunia

TRIBUNNEWS.COM – Banyak tokoh Tanah Air yang berduka atas meninggalnya ekonom Faisal Basra.

Faisal Basri, ekonom Institut Pembangunan Ekonomi dan Keuangan (INDEF), dikabarkan meninggal karena penyakit jantung.

Hal ini dilaporkan oleh ekonom INDEF lainnya, Drajad Vibova.

“Yang meninggal itu mengidap penyakit jantung,” kata Drajad kepada Tribunnews, Kamis (5/9/2024).

Ia mengatakan NDEF sangat sedih atas kehilangan salah satu pendirinya.

“INDEF sangat berduka atas meninggalnya salah satu pendirinya, seorang ekonom Indonesia,” kata Drajad.

Anjes Baswedan, Arie Kriting, dan Said Didu pun mendengar kabar duka tersebut.

Berbagai warga Indonesia menyampaikan belasungkawa kepada Faisal Basra yang pergi menemui Sang Pencipta.

Berikut penjelasannya:

Anies Baswedan Anies Baswedan berduka atas meninggalnya Faisal Basra

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui akun X @aniesbaswedan menuliskan kata-kata simpati mendalam dalam kalimat panjang.

Innalilahi wa inna laikhi rajhi’un.

Sedih sekali mendengar kabar meninggalnya Bang @FaisalBasri. Orang bijak yang menganggap menerangi jalan seperti lampu di tengah kabut. Kata-katanya selalu tajam, namun penuh hikmah. Untuk membimbing kita melihat lebih dalam, melampaui apa yang tampak di permukaan.

Semoga warisan imajinasi dan keberaniannya terus menginspirasi kita semua. Semoga Allah membukakan jalannya, menerima amal shalehnya, mengampuni segala kesalahannya dan memberikan kekuatan kepada keluarga yang ditinggalkannya. Amin terima kasih.

MD Mahfoud MD Mahfoud menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Faisal Basra

Mantan Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD pun tak urung menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Faisal Basra.

Dalam unggahan di akun X @mohmahfudmd, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menuliskan pendapatnya tentang kehidupan.

Ia juga mencatat peran Faisal Basra dalam pembangunan Indonesia.

Inna lillah wa inna laihi raji’un, Selamat Jalan Mas Faisal Basri.

Kehidupan di bumi hanyalah sebagian dari perjalanan panjang kita menuju kekekalan.

Kisah hidup kalian adalah vitamin berharga bagi generasi Y dan Z untuk membangun INDONESIA.

Aryeh Kriting Aryeh Kriting menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Faisal Basra

Komedian Arie Kriting pun turut berduka cita atas meninggalnya Faisal Basra.

Ia menceritakan kenangannya selama kuliah sebagai panitia seminar dengan Faisal Basri sebagai asistennya.

Semoga Pak Faisal Basri mendapat tempat yang lebih baik di sisi Allah SWT.

Saya ingat ketika saya masih kuliah, ketika saya menjadi panitia Seminar Nasional, dan saya bertemu dengannya untuk meminta menjadi konsultan.

Al Fatihah.

– kata Didu

Mantan Sekretaris Departemen BUMN Muhammad Saeed Didu pun menyampaikan belasungkawa kepada Faisal Basra.

Dalam cuitan X @msaid_didu, ia bahkan mengenang ekonom lain yang meninggal lebih dulu.

Dialah Rizal Ramli yang pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI (2015-2016).

INNALILAHI WA INNA ILAIHI ROJIUN.

Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya pejuang rakyat Bapak @FaisalBasri Kami kehilangan Bapak @RamliRizal beberapa bulan yang lalu. Aku, Allah, menerima amal almarhum dan melindungi kami yang akan melanjutkan perjuangannya.

Dandy Lacson

Jurnalis investigasi Dandy Dwi Laksono atau Dandy Laksono menyampaikan ucapan belasungkawa di akun X miliknya @Dhandy_Laksono.

Di awal kalimat tertulisnya, ia menyebut Faisal Basri sebagai intelektual masyarakat yang membuka cakrawala literasi sosial ekonomi.

Inilah yang dia tulis:

Intelektual masyarakat yang membuka pintu literasi sosial dan ekonomi secara turun-temurun. Agar masyarakat ini sehat.

Kontribusi dan inspirasi Anda kepada kami semua akan terus hidup selamanya setelah Anda kembali.

Selamat tinggal saudara @FaisalBasri penyakit jantung

Kabar meninggalnya Faisal Basri sebelumnya dibenarkan oleh ekonom senior INDEF lainnya, Tawheed Ahmad.

“Iya, tentu saja, aku akan ke rumah sakit. Mohon doanya,” kata Tauhid saat dihubungi Tribun.

Sebelumnya, Tauhid menyampaikan pesan singkat WhatsApp di grup diskusi terkait perekonomian.

Pesan WhatsApp itu berbunyi:

Innalillahi wa innailaihi rodji’un

Rahmatullah meninggal dunia pada hari ini, Kamis 5 September 2024 pukul 03:50 WIB di RS Mayapada Kuningan, Jakarta, kami suami, ayah, anak, kakak, adik, wak, mamak, kekasih :

Tn. Faisal Basri bin Hasan Basri Batubara berusia 65 tahun

Mohon doanya agar Rahimahullah mendapat tempat yang terbaik di Jannatul Firdaus, diampuni segala kesalahannya, semoga kuburnya luas, diterima amal ibadahnya, dan seluruh keluarganya diberikan kesabaran dan kejujuran.

Kami rindu: Syafitri (Fitri) Anwar Ibrahim Basri Siti Nabila Azuraa Basri Muhammad Attar Basri dan seluruh ibu, saudara perempuan, saudara laki-laki, saudara perempuan dan keponakan saya.

Bullet Office: Kompleks Gudang Peluru Blok A 60 Jakarta Selatan

Informasi Pemakaman: Kelilingi Ba’da Asr dari Masjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan. Profil Faisal Basri Faisal Basri menghadiri FGD “Menyingkap Perspektif Jiwasraya Terhadap Kinerja Sektor Keuangan dan Kepercayaan Investor” di Jakarta pada Kamis (3/12/2020). (Januari Riezki Jowanda)

Faisal Basri adalah seorang ekonom dan politikus Indonesia.

Pemilik nama Faisal Nur Fikih merupakan lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI).

Ia merupakan keponakan mendiang Wakil Presiden RI Adam Malik.

Setelah lulus dari UI pada tahun 1985, Faisal Basri melanjutkan studi pascasarjana dan berhasil menyelesaikan gelar Master of Arts di bidang Ekonomi dari Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika Serikat (1988).

Dikutip dari lpem.org Karirnya sebagai akademisi dimulai sebagai dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI pada mata kuliah ekonomi politik, ekonomi internasional, ekonomi pembangunan dan sejarah pemikiran ekonomi (1981-sekarang).

Beliau juga merupakan dosen pada Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP) dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1988-sekarang).

Pada tahun 1996, Faisal Basri mendapat penghargaan sebagai Guru Teladan III.

Faisal Basri juga pernah menjabat Ketua ESP FEBUI (Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan) (1995-1998) dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta (1999-2003).

Beliau adalah pendiri Institut Pembangunan Ekonomi dan Keuangan (INDEF) (1995-2000).

Di sektor publik, Faisal Basri pernah menjabat sebagai anggota Kelompok Pembangunan Ekonomi Dunia pada Asisten II Kementerian Koordinator EQUIN (1985-1987) dan anggota Kelompok Bantuan Presiden Indonesia EQUIN (2000).

Selain mengajar, Faisal Basri juga rutin menulis buku dan artikel untuk berbagai majalah dan media.

Pada tahun 2002 diangkat menjadi anggota Komisi Pemberantasan Persaingan Usaha (CPPU).

Faisal Basri pun terjun ke dunia politik dengan mendirikan Dewan Perwalian Rakyat (Mara).

Mara merupakan pendahulu Partai Amanat Nasional (PAN).

Di kelompok pemegang lambang matahari itu, Faisal Basri menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) pada periode 1998-2000.

Pada tahun 2000, ia meninggalkan partai di bawah Amien Rais dan mendirikan Gerakan Indonesia, yang memperjuangkan kemurnian politik, karakter, dan ideologi.

Sejumlah tokoh mendirikan organisasi tersebut, antara lain Budiman Sudyatmika dan Faisol Reza.

Budiman Sudyatmika bergabung dengan PDIP namun kemudian didepak, sedangkan Faisol Reza merupakan politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pada Oktober 2011, Faisal Basri menggandeng Biem Benjamin, putra tokoh Betawi Benjamin Sueb, untuk mencalonkan diri sebagai calon gubernur Jakarta dari jalur independen.

Namun, ia gagal memenangkan Pilkada 2012 karena perolehan suaranya lebih sedikit dibandingkan Joko Widodo, Fawzi Bowo, dan Hidayat Noor Wahid.

Namun pasangan ini memperoleh suara lebih banyak dibandingkan Alex Noordin dan Hendardi Soepanjo.

(Tribunnews.com/ Chrysnha, Endrapta Ibrahim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *