Dugaan Gratifikasi Kaesang Dinilai Jalan Buka Topeng Keluarga Jokowi, Feri Amsari: Banyak Permainan

TRIBUNNEWS.COM – Pakar hukum tata negara Universitas Andalas (UNAND), Phiri Amsari menilai kasus dugaan ijab kabul Kaisang Panjarip merupakan salah satu cara untuk mengungkap keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama ini. 

Phiri mengatakan, selama sepuluh tahun, keluarga Presiden Jokowi dikenal dengan citra sederhana dan tidak terlibat dalam politik bisnis atau kepentingan lainnya. 

Namun menurutnya, topeng tersebut kini sudah mulai terungkap.

Ia menilai kesederhanaan yang ditampilkan keluarga Jokowi selama ini hanya sekedar kamuflase. 

“Bagi kita semua, ini adalah wahyu dari keluarga Pak Jokowi. Selama 10 tahun ini beliau menghadirkan masker keluarganya dengan sangat baik hati dan cukup sederhana, tanpa mengganggu kepentingan bisnis politik dan sebagainya. satu per satu.”

Phiri menduga banyak permainan yang dilakukan di balik foto sederhana Jokowi dan keluarga. 

“Ini menjelaskan banyak hal,” kata Phiri dalam TalkShow “Ini bukan keluarga politik sederhana tapi keluarga yang disamarkan agar terlihat sederhana, namun dibalik itu banyak permainan, dan ini adalah contoh betapa korupnya keluarga ini. adalah.” Tinjauan Program Tribunnews.com, Rabu (9/4/2024). 

Apalagi, Phiri menilai dugaan kepuasan Kaysang memang benar adanya. 

Namun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai tak punya kapasitas mengusut kasus anak tokoh paling terkemuka di Republik Indonesia itu. 

Phiri menilai KPK hanya memanipulasi atau tidak serius dalam menangani persoalan Kesang. 

Menurut dia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hanya bertindak meredam kemarahan masyarakat karena sudah meluas.

“Bagi saya, drama ini perlu diselesaikan karena masyarakat bertanya-tanya dan ini menyebar dengan sangat cepat. Ini bukan hanya tentang siapa yang memberi hadiah ini, tapi apa signifikansinya.”

“Bahkan hal-hal kecil dalam insiden pesawat jet ini ramai diperbincangkan masyarakat dimana-mana. Dan sekarang inilah yang ingin dihentikan (Komisi Pemberantasan Korupsi): kemarahan masyarakat atas meluasnya isu ini dengan membuat penipuan seperti ini.”

“Kalau lembaga KPK sama-sama memakai topeng ini, operasi pemberantasan korupsi kita sudah selesai,” ujarnya. 

Phiri juga menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak akan komprehensif mengusut dugaan Rida Kaisang.

Selain hanya sekedar gimmick, ia juga menilai rentetan pimpinan KPK yang terlibat masalah juga menjadi salah satu faktor penyebab permasalahan tersebut tidak terselesaikan pada akhirnya. 

Phiri mengatakan hanya pimpinan KPK yang berintegritas yang bisa menyelesaikan persoalan seperti itu.

“Saya tidak melihat ada tanda-tanda (akan selesainya KPK). Tidak ke arah sana. KPK saat ini, bagi saya, terlalu banyak kepentingan yang melatarbelakanginya dan banyak masalah yang dihadapi para komisionernya.”

“Menghadapi pimpinan utama Istana bukanlah perkara mudah. ​​Perlu integritas dan kemampuan menyelesaikan permasalahan tersebut,” ujarnya.

Direktorat Reza Komisi Pemberantasan Korupsi membatalkan penjelasan Kesang

Sebelumnya, Juru Bicara KPK Tessa Mahardika mengungkapkan Direktorat Kepuasan Komisi Pemberantasan Korupsi telah membatalkan panggilan klarifikasi Kaesang atas dugaan kepuasan pesawat pribadi tersebut.

Dia mengungkapkan, penyidikan dugaan gratifikasi Kisang saat ini akan dilakukan oleh Direktorat Penerimaan Layanan Pengaduan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (PLPM).

Tessa mengatakan, alasan perubahan tersebut karena pernyataan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Alexander Maruatta terjadi sebelum laporan Koordinator Asosiasi Anti Korupsi (MAKI), Buyamin Sayman dan Universitas Jakarta (UNJ). ) Dosen Abida Badrun.

“Jadi seperti kita ketahui, Pak AM (Alexander Maruata) beberapa kali melakukan komunikasi dan cadence atau waktu penyampaiannya terjadi sebelum proses pelaporan dilakukan oleh MAKI dan yang lainnya dari UNJ,” ujarnya kepada wartawan di Red dan KPK. Gedung Putih, Jakarta pada Rabu (4/9/2024).

Lanjutnya: “Sampai hari ini, setelah mendapat update dari Direktorat Gerakan Rakyat untuk Kepemimpinan, saya kembali pada pernyataan awal saya mengenai masalah kepuasan, dengan catatan kajiannya akan fokus pada Direktorat Gerakan Rakyat untuk Kepemimpinan. Kepemimpinan dan bukan pada Direktorat Al-Rida.” Tessa.

Meski demikian, Tessa memastikan penyidikan atas pengaduan terhadap Kesang tetap berjalan, khususnya terkait dugaan persetujuan.

Tessa juga mengatakan, penyidikan saat ini dilimpahkan kepada Direktorat SPLM karena kewenangannya lebih luas dibandingkan Direktorat Al Reda.

Di sisi lain, ia mengatakan tugas Direktorat Otoritas Dekontaminasi Pencemaran Al-Rida saat ini adalah mengumpulkan bukti tambahan untuk diserahkan ke Direktorat Gerakan Rakyat Pencegahan Pencemaran.

“Jadi (penyelidikan dugaan persetujuan) itu termasuk direktoratnya,” kata Tessa. “Makanya fokusnya sekarang di direktorat SPLM.”

Di akhir keterangannya, Tessa membenarkan Direktorat Reda tidak akan mengundang Kisang untuk klarifikasi.

“Ya, saya tidak akan pergi ke sana lagi,” katanya. 

(Tribunnews.com/Milani Resti/Garudea)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *