Duet Anies-Andika atau Anies-Risma Mengemuka di Pilkada Jakarta Jika PDIP Usung Anies Baswedan Cagub

Ketua DPR RI Puan Maharani menjelaskan PDIP akan realistis melihat situasi dan aktivitas jelang Pilkada 2024.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Beberapa hari terakhir ramai dibicarakan soal usulan PDIP untuk mencalonkan mantan calon presiden Indonesia Anis Baswedan untuk maju di Pilkada Jakarta 2024.

Indikasi tersebut diperkuat dengan pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani kemarin Selasa (4/6/2024) di Gedung Kongres, Senayan, Jakarta.

Menarik juga Pak Ennis, kata Puan Noon kepada wartawan.

Ia pun enggan menyebutkan apakah PDIP akan menunjuk pejabat di Pilkada Jakarta atau pihak luar.

Presiden DPR RI menjelaskan, PDIP sekaligus akan melihat situasi aktual dan kegiatan Pilkada 2024. Ditawarkan oleh staf

Sebelumnya, Juru Bicara Tim Pemenangan Pemilu Nasional PDI Perjuangan (PDIP), Chico Hakim, mengakui ada usulan dari internal partai untuk mengusung Anees Baswedan sebagai calon Wali Kota Jakarta pada Pilkada 2024.

Chico mengatakan, usulan tersebut datang dari beberapa Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD).

“Selain nama-nama internal tersebut, ada juga nama Wali Kota, baru-baru ini Anees Basvedan yang sempat disebut-sebut oleh teman-teman DPC, DPD,” kata Chico kepada wartawan, Kamis (30/5/2024) lalu.

Meski demikian, Pak Chico menegaskan, PDIP tetap mengutamakan internal panitia pemilihan Pilkada Jakarta sebagai calon gubernur atau wakil gubernur. Usulan Cawagub PDIP keluar

Perbincangan lain mengungkap calon Wakil Gubernur Pak Anees Baswedan ditarik dari jajaran pengurus PDIP.

Jamiluddin Ritonga, pengamat politik Universitas Essa Ungul, menilai jika PDIP berupaya mendukung Enise, maka banyak aktivis Partai Bul yang layak didorong untuk menjadi sekutu Enise.

Salah satunya mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Menurut Tribun Jakarta, Minggu (26/5/2024), “Jika Anies dipasangkan dengan Andika, pasti akan berdampak pada aliansi maju Indonesia.”

Annis-Andika juga dinilai mampu membuat lagu tersebut oleh pihak yang tergabung dalam Aliansi Indo KIM Lanjutan (KIM).

Selain Andika, PDIP juga bisa menjodohkan Annie dengan sosok Menteri Sosial (MENSOS) Trai Rismaharini.

Pengalamannya memimpin Surabaya pada 2010-2020 dinilai cukup untuk menjadikan Jakarta modal kemajuan di Pilkada 2024.

Pasangan ini setidaknya akan lebih kompetitif dibandingkan Ennis-Pras, katanya.

Bagaimana dengan mantan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Eddy?

Menurut dia, Pras, sapaan akrab Prasetyo, tidak cocok menjadi wakil Ennis karena dianggap membebani karena rendahnya partisipasi pemilih di Jakarta.

Hal ini tercermin dari hasil Pemilu 2024 di mana Senayan gagal lolos ke parlemen meski sudah menjabat Ketua DPRD DKI Jakarta sejak 2014.

Sebaliknya Anne harus menang agar bisa kembali tampil di Pilpres 2029.

Oleh karena itu, Anies tidak bisa memilih nomor yang akan disandingkannya untuk melaju di turnamen regional ini.

Jadi kalau Anne mau menang, sebaiknya dijodohkan dengan sosok yang bisa meningkatkan potensi elektoralnya, ujarnya.

Nomor yang memenuhi kriteria tersebut antara lain Andika Perkasa dan Risma, tambahnya. Sulit untuk membangun koalisi

Jika Anees maju di Pilkada Jakarta, besar kemungkinan PKS akan mendukungnya.

Juru Bicara PKS Ahmad Mabaruri mengakui DPP sudah menerima usulan DPW PKS DKI Jakarta untuk mencalonkan Annie.

Namun mekanisme finalnya masih akan dibahas di tingkat pusat sebelum diambil keputusan.

Sejauh ini DPP belum memutuskan apakah akan mencalonkan Anees Baswedan pada Pilkada Jakarta 2024.

Namun, DPW mengusulkan nama Anne ke DPP PKS pada pekan lalu.

“Tidak ada perkembangan baru di DPP PKS,” jelas Ahmad Mbaruri, Senin (27/5/2024).

Mbaruri mengatakan, PKS belum bisa memastikan kapan nama calon gubernur dari DPP itu akan diumumkan.

Jika ini terjadi, apakah PKS akan bersanding dengan PDIP di Pilkada Jakarta?

Jika PKS dan PDIP berkoalisi, maka syarat-syarat pencalonan gubernur dan wakil gubernur di Jakarta akan diberlakukan.

PKS memenangkan pemilu DPRD 2024 dengan perolehan 1.012.028 suara (18 kursi di DPRD Jakarta) dan PDIP di peringkat kedua dengan perolehan 850.174 suara (15 kursi di DPRD Jakarta).

Syarat pencalonan calon peserta pemilu pada Pilkada Jakarta sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Wakil Presiden, dan Gubernur, Pasal 40 Undang-undang “Partai dalam daerah pemilihan atau pasangan partai politik dalam pemilihan umum” Wilayah Jakarta harus mendapat poin, harus mengumpulkan 25 persen dari jumlah suara sah atau harus memperoleh minimal 20 persen dari jumlah kursi di seluruh DPRD DKI Jakarta.

Atau setidaknya 22 kursi DPRD DKI bisa mengusung calon Kagub dan Kawagub di Pilkada. Hadapi kendala di yayasan

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Preyatno memperkirakan pendukung PDIP kemungkinan besar tidak akan mengeraskan hati jika menunjuk Anees Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Menurut Adi, Anies dan PDIP mempunyai basis dukungan yang berbeda.

Dalam setiap kontestasi politik setiap simpatisan selalu saling berhadapan.

Hal ini bisa membuat basis dukungan mereka saling bermusuhan. Kata Adi saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/6/2024), “Karena saat ini seluruh basis Anies dan PDI Perjuangan terang-terangan saling berhadapan.”

Situasi ini bisa membuat PDI-P atau Anies berada dalam situasi tidak puas satu sama lain. Hal ini karena dukungan akar rumput mungkin tidak kuat karena perbedaan ideologi.

“Bukannya memperkuat dukungan, malah dikhawatirkan justru sebaliknya, tidak kuat,” jelas Adi.

Namun Adi tak memungkiri, situasi yang dikhawatirkannya memang berbalik 180 derajat.

Hal ini karena pemilih di Indonesia umumnya cepat melupakan ketegangan politik dan mengubah arah pengambilan keputusan.

“Secara umum pemilih Indonesia melupakan peristiwa politik yang mudah terjadi. Mungkin pemilih Ani dan pemilih PDI Perjuangan sudah melupakan peristiwa politik tahun 2017,” kata Adi.

Sumber: Tribunnews.com/Tribun Jakarta/Kompas.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *