Dubes Israel: Kami Tak Akan Memaafkan Negara yang Akui Negara Palestina, Mereka Membantu Teroris

Duta Besar Israel: Kami tidak akan mentoleransi negara-negara yang mengakui negara Palestina dan mendukung teroris

TRIBUNNEWS.COM – Duta Besar Israel untuk Jerman, Ron Prosor, mengatakan Israel “jangan melupakan dan jangan memaafkan” negara-negara yang mengakui negara Palestina pasca serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober.

Boussour mengungkapkan kemarahannya dengan menyebut seluruh organisasi Palestina sebagai “gerombolan teror.” 

Dia mengatakan dalam konferensi pers bahwa negara-negara ini “mendukung teroris”.

“Ketika pembantaian berikutnya terjadi, darah orang-orang yang tidak bersalah akan berada di tangan mereka. Kami tidak akan melupakan dan tidak akan melepaskan tanah-tanah ini,” tambahnya, menurut laporan Khaberni, Jumat (24/5/2024). .

Dia melakukannya setelah Norwegia, Irlandia, dan Spanyol mengumumkan niat mereka untuk mengakui negara Palestina mulai 28 Mei.

Israel mengecam keputusan ketiga negara tersebut dan memanggil duta besar negara-negara tersebut untuk mengirimkan surat keberatan.

Israel juga mendatangkan delegasi dari tiga negara untuk melakukan protes.

Dalam pernyataannya, gerakan Hamas mengatakan dalam berbagai pernyataan bahwa serangan banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 merupakan protes terhadap penindasan pendudukan Israel di wilayah negara tersebut.

Serangan melintasi perbatasan juga dilatarbelakangi kemarahan atas kelakuan warga Israel di Kompleks Masjid Al-Aqsa Yerusalem. Kolombia ingin membuka kedutaan besar di Ramallah

Terlepas dari kekejaman Israel, Presiden Kolombia Gustavo Petro memerintahkan pembukaan kedutaan di kota Ramallah, Palestina barat.

Pengumuman pembukaan kedutaan besar di Ramallah ini terjadi setelah pengakuan resmi negara Palestina oleh tiga negara Eropa, yakni Norwegia, Irlandia, dan Spanyol.

Menteri Luar Negeri Kolombia, Luis Gilberto Murillo, mengatakan langkah ini merupakan bagian dari kebijakan luar negeri yang dipromosikan Peter bersama pemerintah lain untuk mengakui negara Palestina.

“Kolombia mengakui negara Palestina pada pemerintahan sebelumnya, pada pemerintahan Presiden (Juan Manuel) Santos, dan Presiden Pedro menginstruksikan kami kedutaan Kolombia di Ramallah, perwakilan Kolombia di Ramallah. untuk menangkap,” kata Murillo seperti dikutip oleh Cnn.

Sebelumnya, Peter meminta Kolombia memutus hubungan diplomatik dengan Israel.

Peter juga merupakan kritikus utama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Ia juga meminta presiden Kolombia untuk menuduh Afrika Selatan melakukan genosida di Gaza terhadap Israel.

Kolombia, kata Murillo, mengutuk keras kekerasan yang dilakukan Hamas, namun menolak tanggapan Israel.

Ia juga mengatakan bahwa keputusan untuk membuka kedutaan besar di Ramallah tidak dibuat untuk melawan Israel, namun bermanfaat bagi kedua negara.

Perlu diketahui, Ramallah merupakan ibu kota administratif Otoritas Palestina, saingan Hamas yang didominasi oleh Fatah.

“Semakin banyak wilayah yang mengakui Palestina, dan hal ini tidak bertentangan dengan Israel atau rakyat Israel atau Yahudi, namun PBB setuju, dalam konteks Oslo, untuk menciptakan solusi dua negara.”

“Ya, kalau mau dua republik, tentu minta Palestina mengakui republik penuh,” kata Murillo.

Belum jelas kapan kedutaan Kolombia akan dibuka di Ramallah dan langkah apa yang akan diambil. Norwegia, Irlandia dan Spanyol mengakui negara Palestina

Tiga negara Eropa yakni Norwegia, Irlandia, dan Spanyol resmi mengakui negara Palestina.

Dahulu kala, hanya sedikit negara Eropa yang mengakui negara Palestina.

Ini termasuk Hongaria, Polandia, Rumania, Republik Ceko, Slovakia dan Bulgaria, yang terjadi pada tahun 1988; dan negara lain seperti Swedia, Siprus, dan Malta.

Perdana Menteri Norwegia, Jonas Gahr Store, mengatakan bahwa solusinya akan berlipat ganda demi kepentingan Israel, dan pengakuan negara Palestina akan dilakukan pada 28 Mei.

“Tidak akan ada perdamaian di Timur Tengah tanpa pengakuan,” kata Gahr Store, dikutip Al Jazeera.

Sementara itu, Perdana Menteri Irlandia, Simon Harris, menyampaikan pengumuman serupa di Dublin, dan Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, di Madrid, memberikan tepuk tangan di Parlemen.

“Di tengah perang yang menyebabkan puluhan ribu orang tewas dan terluka (Gaza), satu-satunya pilihan yang menawarkan solusi politik bagi Israel dan Palestina harus bertahan: dua negara, hidup bersama, dalam damai dan aman,” kata Gahr Store. Lagi.

“Mengakui bahwa Palestina adalah cara untuk mendukung kekuatan moderat yang kehilangan kendali dalam perang yang panjang dan tidak manusiawi ini,” tutupnya.

Menteri Luar Negeri Irlandia, Micheal Martin X, mengumumkan bahwa ratifikasi akan dilakukan pada 28 Mei.

Perdana Menteri Pedro Sanchez menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menempatkan solusi dua negara “dalam risiko” dengan kebijakannya yang “berbahaya dan merusak” di Gaza.

“Kami berharap kesepakatan dan alasan kami akan berkontribusi pada negara-negara Barat lainnya yang mengikuti jalan ini, karena semakin besar kekuatan mereka, semakin besar kemampuan mereka untuk menghentikan perang,” kata Sanchez.

Pengumuman tersebut akan dipublikasikan di Irlandia, Spanyol dan Norwegia serta negara-negara Eropa lainnya, termasuk Inggris, Prancis dan Jerman.

(oln/khbrn/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *