Dua Remaja Wanita Bunuh Ayah Kandung di Duren Sawit, Berawal Saat Pelaku Dimarahi Karena Curi Uang

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di kios usaha korban, Kanal Banjir Timur (KBT), RT 01/RW 03, Pondok Bambu, Duren Sawit, dua remaja putri kakak beradik tega membunuh ayah kandungnya di Timur. Jakarta.

Korban berinisial Syafrin (55) diketahui merupakan pedagang furnitur asal kawasan Duren Sawit.

Seorang warga Pejat Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan ditemukan tewas berlumuran darah di kiosnya pada Jumat malam (21/06/2024) sekitar pukul 23.00.

Korban pertama kali ditemukan oleh seorang penjual tekstil yang hendak mengambil barang titipan korban.

Saat itulah penjual kain mendatangi kios Syafrin.

Namun sesampainya di sana, kios tersebut dalam keadaan terkunci dan terlihat gembok dari luar.

Korban sudah tidak berjualan sejak Kamis (20/06/2024) di kios yang disewanya selama dua bulan terakhir.

Karena kios sudah tutup dan korban tidak bisa dihubungi, akhirnya perkumpulan pedagang KBT bersedia masuk ke kios korban pada Sabtu sore (22/6/2024) dengan cara membuka paksa kunci pintu roller.

Kunci pengunci pintu kios korban dipotong dengan gerinda.

Saat pintu dibuka, pedagang yang hendak masuk ke lapak korban menyalakan lampu karena di dalam gelap.

Saat lampu menyala, terlihat ada yang sedang tidur dan ditutupi selimut.

Melihat hal tersebut, para saksi pun curiga karena kios tersebut ditutup dari luar selama tiga hari terakhir.

Setelah selimut dibuka, mereka mengenali orang tersebut sebagai Syafrin.

Korban ditemukan dalam posisi telentang dengan pakaian berlubang dan bercak darah.

Mendapat penemuan tersebut, para pedagang menghubungi kerabat Syafrin dan melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Lingkungan Hidup dan Polsek Duren Sawit.

Setelah polisi datang, korban ditikam sebanyak dua kali di bagian pinggang.

“Ada luka tusuk, dua lubang. Dan di belakang masih ada lagi bercak darah, di kasur banyak darahnya,” kata Ketua RW 03 Pondok Bambu, Komarudin, Minggu (23/06/2024). Tidak ada yang mencurigakan sebelum jenazah ditemukan

Pemilik toko di kawasan itu tidak melihat adanya sesuatu yang mencurigakan sebelum jenazah Syafrin ditemukan.

Mereka tidak mencium bau aneh dan tidak mendengar suara apa pun.

Pedagang hanya mengira Syafrin tidak untuk dijual.

Seorang pegawai perempuan yang bekerja di toko furnitur bahkan tidak mengetahui bahwa Syafrin telah meninggal.

Dia baru mengetahuinya saat polisi menghubunginya.

“Jadi, baru saat penjual kain mau mengambil barangnya saya baru tahu ada mayat,” kata Komarudin.

Setelah dilakukan pemeriksaan setempat, jenazah korban dibawa ke RSCM untuk diautopsi.

Sementara itu, polisi langsung melakukan penyelidikan untuk mengklarifikasi masalah tersebut.

Tak lama kemudian polisi menangkap kedua pelaku. Kedua putrinya terbunuh

Pelaku diketahui merupakan anak kandung korban berinisial K (17) dan P (16).

Kedua remaja putri tersebut ditangkap polisi di rumahnya, tak jauh dari TKP.

“(Kedua pelaku) adalah anak kandung,” kata Kapolres Jakarta Timur Nicholas Ary Lilipaly, Minggu (23/6/2024).

Menurut polisi, kedua gadis remaja itu tega mengakhiri hidup ayahnya karena kesedihan.

Sebelum kejadian, keduanya menegur korban karena mencuri uang.

“Mereka sakit hati karena omelan ayahnya karena mencuri uang ayahnya,” kata Nicholas.

Kini kasusnya di Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

(Tribunnews.com/fahmi/abdi/bima)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *