Dua Kali Jalani Pengobatan Serius, Peserta JKN Banggai Bersyukur Miliki Kartu JKN

TRIBUNNEWS.COM – Surifno Djalil (50), Aparatur Sipil Negara (ASN) Distrik Kintom, Kabupaten Banggai, melihat langsung besarnya manfaat Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Berkat program ini, ia mampu melawan penyakit kanker kelenjar getah bening bernama limfoma yang dideritanya.

Limfoma adalah penyakit yang terjadi ketika sel darah putih di kelenjar getah bening rusak dan membesar sehingga menyebabkan peradangan. Surifno menceritakan, pada tahun 2014 ia mulai merasakan adanya benjolan di lehernya. Saat itu, dokter menemukan penyakitnya sudah memasuki stadium keempat, sehingga masih perlu dilakukan operasi.

“Saya mengidap tumor kelenjar getah bening di leher saya pada tahun 2014. Leher saya sudah bengkak dan dokter mengatakan saya sudah stadium empat, artinya saya masih harus menjalani operasi untuk mengangkat tumor tersebut,” kata Surifno bercerita kepada saya. ceritanya pengalaman

Berbekal kartu JKN miliknya, Surifno mampu bertransaksi tanpa perlu khawatir dengan biaya yang mahal. Setelah operasi berhasil, dia hanya menghabiskan sepuluh hari di rumah sakit untuk memulihkan diri sebelum pulang. Setelah itu, Surifno melanjutkan pemulihan di rumahnya, dan penanganan medis dilanjutkan di rumah sakit terdekat.

“Berkat pertolongan Tuhan, pertolongan medis dan BPJS Kesehatan, saya terselamatkan dan kembali sehat. BPJS Kesehatan sangat membantu saya dalam situasi darurat ini. Penting sekali untuk ikut JKN, jika terjadi sesuatu yang tidak kita pikirkan. , Saya kira BPJS Kesehatan akan sangat membantu itu,” ujarnya.

Surifno menambahkan, dirinya sangat bersyukur seluruh biaya operasi yang sangat mahal itu telah diambil alih oleh BPJS Osasuna. Menurutnya, jika ia terus membayar biaya tersebut, maka uangnya akan sangat berat.

“Hal seperti ini terjadi secara tiba-tiba, tidak ada yang bisa memprediksinya. Biayanya tidak murah, dan kehadiran BPJS Kesehatan sangat membantu saya,” ujarnya.

Namun, pengalaman Surifno bersama BPJS Kesehatan tidak berhenti sampai di situ. Namun pada tahun 2022, ia menghadapi gangguan kesehatan yang memerlukan pembedahan, kali ini masalah saraf tulang belakang. Surifno mengalami patah tulang punggung semasa kecil, yang kemudian menimbulkan gejala kejang dan stroke.

“Tahun 2022, saya disarankan untuk operasi lagi karena saya mengalami kerusakan saraf di tulang belakang, mulai menunjukkan gejala stroke, Surifno.

Intervensi medis tersebut dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Luwuk, Rajawali Banggai. Meski tidak memilih operasi, Surifno tetap merasakan manfaat BPJS Kesehatan karena seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS.

“Saya bersyukur sekali karena BPJS Osasuna membantu saya dalam keadaan sulit. Kalau harus menanggung biaya pengobatan, biayanya sangat besar,” imbuhnya.

Setelah dua kali berobat karena penyakit serius dengan harga selangit, Surifno sangat beruntung bisa menjadi bagian dari BPJS Kesehatan. Mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan, ia mengaku telah menjadi pahlawan bagi keluarga dan masyarakat India.

“Saya senang bisa bergabung dengan BPJS Kesehatan. Terima kasih telah menjadi juara bagi saya dan keluarga serta masyarakat Indonesia pada umumnya,” ujarnya.

Sebagai pribadi yang telah melihat sendiri besarnya manfaat BPJS Kesehatan, Surifno berharap program ini dapat dilanjutkan dan ditingkatkan ke depannya. Menurutnya, pelayanan BPJS Kesehatan sudah memiliki ruang untuk ditingkatkan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang mudah, cepat dan konsisten kepada seluruh warga India.

“Pelayanannya sudah baik, semoga dapat dipertahankan dan ditingkatkan sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat,” pungkas Surifno.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *