Drone Turki Bantu Temukan Helikopter Presiden Iran yang Jatuh, Sempat Buat Simbol Bulan dan Bintang

TRIBUNNEWS.COM – Pasca meninggalnya Presiden Iran dan pejabat tinggi lainnya pada Minggu (19/5/2024), sejumlah spekulasi bermunculan, terutama soal helikopter yang membawa mereka.

Sejumlah pihak mempertanyakan jenis pesawat sebelum jatuh di barat laut Iran bersama Presiden Ibrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdullahian serta tokoh Iran lainnya. Lonceng 212

Di tengah keterkejutan dan berbagai pemberitaan mengenai kecelakaan tersebut dan siapa saja yang berada di dalamnya ketika helikopter tersebut jatuh, perhatian terutama terfokus pada jenis helikopter yang membawa beberapa tokoh politik paling terkemuka di negara tersebut.

Melansir New Arab, delegasi presiden menaiki helikopter Bell 212, helikopter bermesin ganda, berbilah ganda, lebar 17 meter, dan tinggi tiga meter buatan Amerika Serikat.

Helikopter ini mampu terbang dengan kecepatan 260 km per jam hingga 980 km dan mampu mengangkut 14 penumpang.

Bell 212 pertama kali terbang pada tahun 1968.

Para ahli mengatakan Bell 212 yang lebih tua dirancang untuk terbang dalam kondisi di mana pilot dapat melihat tanah dengan jelas dari tempat duduknya. Helikopter Bell 212 yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi yang jatuh di hutan lindung Pegunungan Duzmar di Azerbaijan Timur tidak memiliki peralatan yang cukup, seperti transponder, untuk mengkomunikasikan ketinggian dan posisi helikopter selama penerbangan. (Euronews / Dokumen Kantor Kepresidenan Iran / AP)

Namun gambar-gambar yang mulai muncul dari Iran pada hari Minggu menunjukkan cuaca buruk menyelimuti wilayah tersebut dengan lapisan salju tebal.

Pejabat Iran mengatakan dua helikopter lainnya, yang berada dalam konvoi tiga helikopter, mendarat dengan selamat.

Sebelum revolusi Islam tahun 1979, pemerintah Iran membeli beberapa helikopter tersebut dari Amerika.

Iran memiliki armada yang tua dan gagal.

Iran tidak dapat membeli pesawat baru karena sanksi keras AS, sehingga memaksa negara tersebut untuk meningkatkan pesawat yang ada. bantuan Turki

Peristiwa ini terjadi pada larut malam di tengah gurun pasir yang keras.

Dalam situasi yang menantang dengan kurangnya peralatan yang diperlukan dan tidak ada tanda-tanda bahwa tim pencari lokal dapat menemukan helikopter yang jatuh tersebut, berbagai negara menawarkan bantuan.

Negara tetangganya, Turki, melakukan intervensi dengan mengirimkan drone untuk membantu tim Iran melacak Raisi dan rekan-rekannya.

Drone Akinchi Turki kemudian dikirim ke daerah pegunungan di provinsi Azerbaijan Timur Iran untuk berpartisipasi dalam operasi tersebut.

Bayraktar Akinci merupakan kendaraan udara tak berawak (UAV) yang beroperasi di ketinggian, dan memiliki daya tahan yang lama.

Kendaraan udara tak berawak yang diproduksi oleh perusahaan Turki Baykar ini dapat beroperasi dalam cuaca buruk.

Kementerian Pertahanan Turki mengatakan bahwa helikopter penglihatan malam Akinci UAV dan Cougar telah dikirim untuk berpartisipasi dalam misi pencarian dan penyelamatan atas permintaan pihak berwenang Iran.

Saat orang-orang di seluruh dunia menunggu kabar terbaru tentang Raisi dan konfirmasi apakah dia selamat atau tidak, banyak pemirsa di media sosial yang tertarik dengan misi drone Turki.

Drone Akinci asal Turki menyiarkan video langsung saat melayang selama tujuh jam di area tempat helikopter jatuh. Drone Akinci Turki mencari helikopter presiden Iran secara langsung (tangkapan layar Twitter)

Drone tersebut akhirnya menemukan sumber panas di medan yang berat pada Senin pagi, dan mengidentifikasi jenazah Raisi, Abdullahi dan korban kecelakaan helikopter.

Keadaan darurat nasional yang diberlakukan pada hari Minggu menyoroti keterbatasan kemampuan udara Iran.

Faktanya, Iran termasuk negara yang kerap memamerkan rudalnya dan mengancam akan menggunakannya untuk melawan ancaman asing seperti Israel. Gambar lambang negara Turki Simbol bulan sabit dan bintang Gambar drone, dengan bendera Turki di dalamnya (tangkapan layar Twitter)

Setelah menyelesaikan misinya, drone Akinci kembali ke Turki.

Namun sebelumnya, drone Akinci menggambar simbol negaranya di sepanjang perjalanannya.

Sebuah foto yang dibagikan secara luas di media sosial menunjukkan sebuah drone memotret bulan sabit dan bintang, yang dianggap sebagai simbol pada bendera Turki.

Simbol tersebut dapat dilihat di atas Danau Van di Turki timur.

Faktanya, selain menjadi kekuatan militer yang kuat di kawasan, Turki juga dengan cepat menjadi pesaing global dalam ekspor drone produksi dalam negeri.

Kendaraan udara tak berawaknya adalah drone tempur Bayraktar TB2 yang telah digunakan dalam berbagai perang, termasuk Ukraina.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *