Drone Israel mengebom Tubas dan Tulkarem pada hari kesembilan serangan Tepi Barat
TRIBUNNEWS.COM- Drone Israel mengebom Tubas pada hari kesembilan serangan di Tepi Barat.
Pasukan kembali menyerbu kota Tubas dan Tulkarem dan mengepung rumah sakit utama dan gedung kota Jenin.
Lima warga Palestina tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel terhadap sebuah mobil di kota Tubas, Tepi Barat yang diduduki pada tanggal 5 September, beberapa jam setelah pasukan menyerbu kota itu lagi pada hari yang sama setelah penarikan singkat mereka minggu lalu.
“Personel ambulans mengevakuasi lima pemuda yang tewas dari kendaraan yang menjadi sasaran,” kata sumber Bulan Sabit Merah Palestina kepada kantor berita WAFA.
Warga Palestina yang tewas diidentifikasi sebagai Ahmed Fawaz Fisent Abu Dawas, 24, Mohammed Awad Salem Abu Juma, 30, Qusay Majdi Abdullah Abdul Razek, 26, Mohammed Nazmi Abu Zagha, 23, dan Mohammed Zakaria Mohammed al-Zubaidi berusia 21 tahun.
Salah satu dari mereka yang tewas dalam serangan itu adalah putra tahanan, Zakaria al-Zubaidi, satu dari enam warga Palestina yang berhasil melarikan diri dari penjara dengan keamanan maksimum Gilboa pada tahun 2021.
Dua warga Palestina lainnya terluka dalam serangan udara tersebut.
Seorang remaja Palestina berusia 16 tahun ditembak mati oleh pasukan Israel di kamp Faraa pada hari Rabu.
Bentrokan kembali terjadi di kamp Faraa, selatan Tubas, menyusul invasi baru Israel ke kota Tepi Barat pada Kamis pagi.
“Pejuang pemberani kami berhasil memukul pasukan musuh Zionis yang menyerang kamp Faraa dengan alat peledak berkekuatan tinggi di poros pasar dan berhasil langsung mengenai garis musuh,” kata pernyataan itu. Brigade dalam sebuah pernyataan. 5 September pagi.
Pasukan Israel juga kembali ke kota Tulkarem pada hari Kamis setelah menarik pasukan mereka pada dini hari, mengepung sebuah rumah sakit dan merebut kembali sebuah kamp di kota tersebut.
Namun, pengepungan Israel terhadap Jenin terus berlanjut sejak tentara melancarkan operasi besar di Tepi Barat akhir bulan lalu.
Pasukan Israel maju lebih jauh ke kota pada tanggal 5 September, mengelilingi rumah sakit utama dan gedung pemerintah kota di Jenin.
Para menteri Palestina dijadwalkan mengadakan konferensi pers di dalam gedung pemerintah kota tersebut tetapi dilarang melakukannya karena pengepungan tersebut, kata Gubernur Jenin Kamal Abu al-Rab.
Brigade Martir Al-Aqsa mengatakan pada Kamis tengah hari bahwa para pejuangnya terlibat dalam bentrokan sengit dengan tentara yang menyerbu kota Yamoun, dekat Jenin. Para pejuang juga menyerang pasukan Israel yang mengepung sebuah rumah di Yamoun, menurut halaman media faksi perlawanan.
Israel melancarkan operasinya di Tepi Barat pada 28 Agustus. Operasi ini merupakan yang terbesar sejak Intifada Kedua.
Para pejabat keamanan mengatakan kepada surat kabar Israel Hayom pada tanggal 3 September bahwa militer Israel secara internal telah mengklasifikasikan Tepi Barat yang diduduki sebagai “garis depan paling kritis kedua, setelah Gaza.”
Setidaknya 39 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel sejak dimulainya operasi tersebut, termasuk 21 orang di Jenin, delapan orang di Tulkarm, tujuh orang di Tubas dan tiga orang di Hebron.
SUMBER: CRADLE