Drone Houthi Tembus Jantung Tel Aviv, Apa Artinya Bagi Keamanan Israel? IDF Bakal Buru Yahya Saree?

Drone Houthi telah memasuki jantung Tel Aviv, apa pengaruhnya bagi keamanan Israel? IDF untuk menemukan Yahya Saree?

TRIBUNNEWS.COM – Kendaraan udara tak berawak (UAV) gerakan Ansarallah Houthi di Yaman hingga jantung Tel Aviv, ibu kota Israel, telah menjadi insiden keamanan yang sangat serius bagi entitas pendudukan.

Serangan pada Kamis (18/7/2024) malam dilaporkan mengakibatkan satu orang tewas dan sedikitnya sepuluh orang luka-luka ketika drone tersebut menghindari sistem pertahanan Iron Dome, memasuki wilayah udara pendudukan Israel dan menabrak sebuah gedung.

 Insiden ini menimbulkan pertanyaan serius, di kalangan warga dan media Israel, mengenai efektivitas sistem keamanan Israel dan memicu seruan untuk segera melakukan pembalasan. Kronologi insiden serangan drone Houthi

Drone tersebut dilaporkan mendekati Tel Aviv dari laut, dan akhirnya menabrak sebuah bangunan di Jalan Ben Yehuda, dekat Jalan Shalom Aleichem, sehingga menyebabkan ledakan dahsyat.

Kabarnya, gaung ledakan terdengar hingga Tepi Barat sehingga menimbulkan kepanikan luas di kalangan warga.

Kejadian seperti ini merupakan yang pertama dan belum pernah terjadi sepanjang sejarah pendudukan Israel. Penampakan dugaan drone Shahed-101 di langit Israel. (Berita IRNA) Kegagalan dan kritik terhadap sistem keamanan

Platform media Israel dengan cepat mengkritik kegagalan dalam mencegat serangan tersebut.

Kritik keras ditujukan pada ketidakmampuan radar darat, udara, dan laut sistem pertahanan Israel dalam mendeteksi drone tersebut.

“Hilangnya” drone asing ini terjadi meski tingkat kewaspadaan meningkat. Belum lagi lokasi penyerangan yang dinilai kawasan steril karena berdekatan dengan gedung konsulat Amerika Serikat (AS) di Tel Aviv.

“Dengan segala teknologi yang mereka banggakan di sini… mereka seharusnya menemukannya saat virus itu masih ada di Lebanon,” komentar salah satu komentator yang menduga operasi tersebut dilakukan oleh oposisi Lebanon, Hizbullah.

Yang lain mengungkapkan rasa frustrasinya, dengan mengatakan: “Seseorang perlu membangunkan (Menteri Pertahanan Yoav) Gallant. Sepertinya dia sedang tidur. Seluruh negara sudah bangun. Kami hanya perlu memastikan bahwa kepala ‘Aman’ [intelijen militer] dalam keadaan baik.” kebangkitan,” tulis Al-Mayadeen. Pecahan kaca di lokasi serangan drone oleh kelompok Ansarallah Houthi Yaman di sebuah gedung di Jalan Ben Yehuda, dekat Jalan Shalom Aleichem, Tel Aviv. Drone yang mengenai sasaran menimbulkan ledakan dahsyat yang terdengar hingga Tepi Barat yang diduduki Israel pada Kamis (18/07/2024) malam.

Platform media Israel juga mengkritik kegagalan operasi tersebut.

Kemarahan masyarakat meningkat, dan warga menyatakan rasa frustrasinya terhadap cara pemerintah menangani situasi tersebut.

Seorang komentator menulis: “Selamat pagi kepada pemerintahan yang 100 persen sayap kanan. Sayang sekali drone tidak menyerang salah satu rumah Anda, mungkin Anda lebih mementingkan warga daripada diri Anda sendiri!”

“Kita dapat memahami dari tanggapan tentara Israel bahwa ini adalah kegagalan operasional yang serius. Bukan karena ledakan atau cedera atau hilangnya nyawa – keadaan akan menjadi empat kali lebih buruk jika terjadi perang dengan Hizbullah – namun dari fakta bahwa ada tidak ada peringatan dan tidak ada deteksi radar terhadap tentara Israel di darat, di udara atau di laut untuk menemukan target musuh, mengaktifkan alarm warga dan upaya untuk mencegat target strategis internasional – hanya beberapa meter dari konsulat AS di Tel Aviv ketika semua sistem dalam keadaan tinggi waspada “Kami mengingatkan Anda: ini bukan tentang sekolah di Eilat atau rumah di Metula dekat perbatasan,” tulis seorang kritikus di media Israel.

Sebaliknya, Perdana Menteri pendudukan Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan membatalkan rencana perjalanannya ke Amerika Serikat setelah serangan itu.

Sumber di kantornya mengindikasikan bahwa seriusnya insiden tersebut mengharuskan keputusan ini. Polisi Israel melakukan penyelidikan TKP di lokasi ledakan di Tel Aviv yang terjadi pada 19 Juli 2024. Houthi di Yaman yang didukung Iran mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. (GIL COHEN-MAGEN/AFP) Reaksi masyarakat dan elite politik Israel

Menanggapi serangan tersebut, ada seruan untuk mengambil tindakan keras terhadap angkatan bersenjata Yaman setelah juru bicaranya Yahya Saree mengumumkan bahwa dia akan membuat pengumuman yang membahas rincian operasi militer besar yang mencapai sasarannya pada malam sebelumnya.

Para ahli mendesak otoritas keamanan dan militer Israel untuk menemukan dan menargetkan Yahya Saree, juru bicara militer Ansarallah, yang diyakini berada di balik operasi tersebut.

Analisis militer Israel bahkan menyatakan bahwa penghapusan Saree akan membalikkan efek jera, menekankan efek psikologis yang signifikan dibandingkan dengan para pemimpin Ansarallah lainnya.

Channel 12 Israel, sebaliknya, melaporkan bahwa serangan pesawat tak berawak di Tel Aviv mengakibatkan ledakan yang “lebih dahsyat dari apa pun yang pernah kita alami sebelumnya”.

Media Israel menyoroti kegagalan total sistem deteksi tersebut, dengan mengatakan: “Semua sistem deteksi darat, udara dan laut gagal mendeteksi drone ketika pecah dan mengarah ke sebuah bangunan di Tel Aviv.”

Operasi melawan Tel Aviv mengungkap kerentanan infrastruktur pertahanan Israel.

(oln/almydn/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *